Jakarta - Udara yang dingin saat musim hujan memang paling enak minum secangkir kopi panas. Selain membuat tubuh terasa segar aroma kopi juga sangat menggugah selera. Aneka kopi seperti latte, cappuccino, atau kopi tubruk bisa diracik sesuai selera.
Menyeduh kopi tak sekedar menuangkan air panas ke dalam cangkir berisi kopi bubuk. Namun, tahapan yang penting perlu diperhatikan agar dihasilkan air kopi yang enak dan harum. Berikut ini cara menyeduh kopi panas yang benar dan bisa membuat kopi terasa lebih nikmat saat diminum.
Tahap 1
Air yang digunakan untuk menyeduh kopi menentukan kualitas rasa. Jika menggunakan air keran sebaiknya disaring dahulu atau menggunakan air yang sudah ditaruh dalam teko. Kemudian perhatikan suhu saat proses perebusan air idealnya tidak boleh hingga mendidih bergolak jika menggunakan coffeemaker.
Tahap 2
Setelah merebus air, diamkan air selama 30 detik sebelum menambahkan atau dicampurkan dengan kopi.
Tahap 3
Sebaiknya beli biji kopi yang belum digiling karena akan mendapatkan rasa yang lebih nikmat. Saat menggiling kopi juga bisa ditentukan kehalusan kopi. Kopi terbaik, jika saat ingin meminumnya biji kopi baru digiling. Jika membeli kopi yang sudah digiling akan kehilangan rasa dan kesegarannya. Kemudian seduh kopi pada coffeemaker atau langsung di dalam cangkir atau mug sebagai kopi tubruk.
Tahap 4
Masukkan bubuk kopi di filter kertas atau logam didalam corong coffeemaker, yang diatur melalui kaca atau pot keramik kopi.
Tahap 5
Jangan simpan kopi didalam freezer atau lemari es, tetapi simpan pada suhu ruang. Rasa kopi juga ditentukan oleh tempat penyimpanan, suhu ruang bisa membuat rasa kopi menjadi enak dan kopi dapat bertahan selama seminggu atau lebih.
Tahap 6
Jika ingin rasa pahit pada kopi hilang, taburi sedikit garam pada cangkir untuk memberikan rasa yang lebih baik pada kopi anda. Sajikan dan nikmati kopi selagi hangat agar tak kehilangan rasa dan aromanya
Minggu, 14 Oktober 2012
Rutin Makan Tomat Cegah Serangan Stroke
Jakarta - Siapa tak kenal tomat? Buah yang berwarna merah oranye ini sangat memikat. Empuk, juicy dengan rasa asam manis dan segar. Kandungan nutrisi tomat sudah dibuktikan khasiatnya dalam beberapa riset. Termasuk manfaatnya untuk mencegah stroke.
Tomat atau Solanum lycopersicum merupakan tanaman khas Amerika Selatan dan Tengah. Banyak juga tumbuh di Meksiko, Peru dan Indonesia. Ketika masak buahnya berubah dari hijau menjadi merah oranye. Bisa dimakan langsung atau dibuat campuran salad, jus, sup dan makanan lainnya.
Tomat tergolong sayuran kaya nutrisi. Salah satunya kandungan nutrisinya yang terkenal adalah lycopene. Zat ini merupakan antioksidan, untuk mencegah pembekuan darah di otak yang menyebabkan stroke.
Seperti yang dilansir TimesofIndia (9/10/2012) hasil penelitian yang melibatkan 1.031 pria di Finlandia menunjukkan adanya kekurangan lycopene dalam darahnya. Mereka dinyatakan memiliki risiko stroke lebih tinggi.
Antioksidan lain juga terkandung di dalamnya, seperti alfa-karoten, beta-karoten, alfa-tocopherol dan retinol. Dalam 100 g tomat terdapat 24 kkal energi, 1,3 g protein, 4,7 g karbohidrat, 1,5 g serat dan 0,5 g lemak.
Jika rutin dikonsumsi bisa mencegah risiko kanker prostat dan membantu menurunkan berat badan. Sedangkan kandungan vitamin C-nya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Departemen Pertanian AS juga menyebukan, seporsi atau satu cangkir tomat cincang mengandung vitamin C lebih dari 25 gram.
Tidak hanya itu, penelitian yang sudah tercatat dalam American Journal of Lifestyle Medicine, menyebutkan tomat juga mengandung kalsium dan vitamin D. Kedua nutrisi ini bermanfaat untuk mencegah osteoporosis.
Tomat atau Solanum lycopersicum merupakan tanaman khas Amerika Selatan dan Tengah. Banyak juga tumbuh di Meksiko, Peru dan Indonesia. Ketika masak buahnya berubah dari hijau menjadi merah oranye. Bisa dimakan langsung atau dibuat campuran salad, jus, sup dan makanan lainnya.
Tomat tergolong sayuran kaya nutrisi. Salah satunya kandungan nutrisinya yang terkenal adalah lycopene. Zat ini merupakan antioksidan, untuk mencegah pembekuan darah di otak yang menyebabkan stroke.
Seperti yang dilansir TimesofIndia (9/10/2012) hasil penelitian yang melibatkan 1.031 pria di Finlandia menunjukkan adanya kekurangan lycopene dalam darahnya. Mereka dinyatakan memiliki risiko stroke lebih tinggi.
Antioksidan lain juga terkandung di dalamnya, seperti alfa-karoten, beta-karoten, alfa-tocopherol dan retinol. Dalam 100 g tomat terdapat 24 kkal energi, 1,3 g protein, 4,7 g karbohidrat, 1,5 g serat dan 0,5 g lemak.
Jika rutin dikonsumsi bisa mencegah risiko kanker prostat dan membantu menurunkan berat badan. Sedangkan kandungan vitamin C-nya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Departemen Pertanian AS juga menyebukan, seporsi atau satu cangkir tomat cincang mengandung vitamin C lebih dari 25 gram.
Tidak hanya itu, penelitian yang sudah tercatat dalam American Journal of Lifestyle Medicine, menyebutkan tomat juga mengandung kalsium dan vitamin D. Kedua nutrisi ini bermanfaat untuk mencegah osteoporosis.
Label:
KESEHATAN
Terbukti Vegetarian Berumur Lebih Panjang
Jakarta - Selama ini, kita tahu bahwa sayuran dan buah bermanfaat bagi kesehatan. Nutrisi alaminya lebih mudah diserap oleh tubuh. Kini, sebuah penelitian menyebutkan bahwa vegetarian dapat berumur lebih panjang dibanding mereka yang memakan daging.
Vegetarian adalah orang yang menganut vegetarianisme atau tidak mengonsumsi daging hewan. Meski demikian, biasanya mereka menyantap produk turunan hewan seperti telur, madu, dan susu.
Di lain pihak, pelaku veganisme atau vegan hanya mengonsumsi makanan yang berasal dari tanaman. Dengan tegas mereka menolak mengonsumsi atau memakai produk berbahan hewan. Umumnya, alasan vegetarian atau vegan adalah karena kesehatan, lingkungan, etika, atau keyakinan.
Tim peneliti dari Loma Linda University di California, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa vegetarian dapat hidup lebih lama. Hal ini berdasarkan serangkaian riset yang dikerjakan pada 1970-an dan 1980-an.
Saat itu, mereka meneliti puluhan ribu penganut Kristen Advent (Seventh-day Adventist Church). Pasalnya, aliran kepercayaan ini menekankan pada hidup sehat dan vegetarianisme.
Kemudian, riset tersebut dilanjutkan pada 2002 atas izin National Institutes of Health AS. Kali ini, penelitiannya diberi nama 'Adventist Health Study 2'. Studi yang sudah setengah jalan ini melibatkan 96.000 orang di AS dan Kanada. Setengah populasi penelitian ini vegetarian dan sebanyak 25% merupakan orang Afrika Amerika.
"Riset ini menghasilkan temuan yang sama dramatisnya," ujar Gary E. Fraser, MD, PhD, pada Food & Nutrition Conference & Expo, Academy of Nutrition and Dietetics' 2012.
Menurut berita yang dilansir Huffington Post (12/10/12), pria vegetarian penganut Kristen Advent hidup hingga usia rata-rata 83,3 tahun. Artinya, mereka hidup 9,5 tahun lebih lama dibanding warga California lain. Sementara itu, wanita vegetarian dapat hidup sampai umur rata-rata 85,7 tahun atau 6,1 tahun lebih lama.
Studi ini juga menyebut bahwa makanan yang dikonsumsi vegetarian dapat menurunkan risiko terhadap penyakit. Buah, sayuran, dan kacang-kacangan, misalnya, dapat mencegah kanker, penyakit jantung, serta diabetes tipe 2. Tak hanya itu, pola makan ini juga dapat mengontrol indeks massa tubuh (BMI), lingkar pinggang, dan menyehatkan otak.
Dibanding mereka yang mengonsumsi daging, berat badan vegan 13,6 kg lebih ringan dan BMInya lebih rendah lima angka. Vegetarian dan vegan juga berisiko lebih rendah mengalami resistensi insulin, kondisi yang menjadi cikal bakal diabetes tipe 2.
Pescovegetarian (vegetarian yang juga mengonsumsi ikan) serta semivegetarian (vegetarian yang sesekali menyantap daging hewan) memiliki perlindungan menengah terhadap penyakit terkait gaya hidup.
Selain itu, Adventist Health Study 2 juga menyebutkan bahwa orang yang ramping cenderung berolahraga rutin, menyantap makanan yang berasal dari tanaman, serta menghindari rokok dibanding orang gemuk. Artinya, banyak faktor mendorong kesehatan partisipan ini secara menyeluruh.
Penelitian ini juga membantah temuan sebelumnya. Dulu, sebuah riset menyebutkan bahwa pada usia 85, orang obesitas lebih rendah risikonya meninggal dunia dibanding mereka yang berat badannya normal. Berbeda dengan studi terkini, bahwa orang Afrika-Amerika yang obesitas berkurang harapan hidupnya hingga 6,2%.
Vegetarian adalah orang yang menganut vegetarianisme atau tidak mengonsumsi daging hewan. Meski demikian, biasanya mereka menyantap produk turunan hewan seperti telur, madu, dan susu.
Di lain pihak, pelaku veganisme atau vegan hanya mengonsumsi makanan yang berasal dari tanaman. Dengan tegas mereka menolak mengonsumsi atau memakai produk berbahan hewan. Umumnya, alasan vegetarian atau vegan adalah karena kesehatan, lingkungan, etika, atau keyakinan.
Tim peneliti dari Loma Linda University di California, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa vegetarian dapat hidup lebih lama. Hal ini berdasarkan serangkaian riset yang dikerjakan pada 1970-an dan 1980-an.
Saat itu, mereka meneliti puluhan ribu penganut Kristen Advent (Seventh-day Adventist Church). Pasalnya, aliran kepercayaan ini menekankan pada hidup sehat dan vegetarianisme.
Kemudian, riset tersebut dilanjutkan pada 2002 atas izin National Institutes of Health AS. Kali ini, penelitiannya diberi nama 'Adventist Health Study 2'. Studi yang sudah setengah jalan ini melibatkan 96.000 orang di AS dan Kanada. Setengah populasi penelitian ini vegetarian dan sebanyak 25% merupakan orang Afrika Amerika.
"Riset ini menghasilkan temuan yang sama dramatisnya," ujar Gary E. Fraser, MD, PhD, pada Food & Nutrition Conference & Expo, Academy of Nutrition and Dietetics' 2012.
Menurut berita yang dilansir Huffington Post (12/10/12), pria vegetarian penganut Kristen Advent hidup hingga usia rata-rata 83,3 tahun. Artinya, mereka hidup 9,5 tahun lebih lama dibanding warga California lain. Sementara itu, wanita vegetarian dapat hidup sampai umur rata-rata 85,7 tahun atau 6,1 tahun lebih lama.
Studi ini juga menyebut bahwa makanan yang dikonsumsi vegetarian dapat menurunkan risiko terhadap penyakit. Buah, sayuran, dan kacang-kacangan, misalnya, dapat mencegah kanker, penyakit jantung, serta diabetes tipe 2. Tak hanya itu, pola makan ini juga dapat mengontrol indeks massa tubuh (BMI), lingkar pinggang, dan menyehatkan otak.
Dibanding mereka yang mengonsumsi daging, berat badan vegan 13,6 kg lebih ringan dan BMInya lebih rendah lima angka. Vegetarian dan vegan juga berisiko lebih rendah mengalami resistensi insulin, kondisi yang menjadi cikal bakal diabetes tipe 2.
Pescovegetarian (vegetarian yang juga mengonsumsi ikan) serta semivegetarian (vegetarian yang sesekali menyantap daging hewan) memiliki perlindungan menengah terhadap penyakit terkait gaya hidup.
Selain itu, Adventist Health Study 2 juga menyebutkan bahwa orang yang ramping cenderung berolahraga rutin, menyantap makanan yang berasal dari tanaman, serta menghindari rokok dibanding orang gemuk. Artinya, banyak faktor mendorong kesehatan partisipan ini secara menyeluruh.
Penelitian ini juga membantah temuan sebelumnya. Dulu, sebuah riset menyebutkan bahwa pada usia 85, orang obesitas lebih rendah risikonya meninggal dunia dibanding mereka yang berat badannya normal. Berbeda dengan studi terkini, bahwa orang Afrika-Amerika yang obesitas berkurang harapan hidupnya hingga 6,2%.
Label:
KESEHATAN
Meteorit Ungkap Petunjuk Tentang Mars
CALIFORNIA - Ilmuwan mengatakan bahwa meteorit yang mendarat di gurun Maroko 14 bulan lalu memberikan informasi tentang planet Mars. Peneliti dari Alberta University, Chris Herd mempelajari meteorit Tissint. Meteorit ini mampu memberi petunjuk terkait atmosfer unik di Mars.
"Tim kami mencocokan jejak gas yang ditemukan di dalam Tissint dengan sampel atmosfer Mars yang pernah dikumpulkan pada 1976 oleh Viking, pada misi pendaratan Mars yang dilakukan oleh NASA," ujar Herd, seperti dilansir Astrobio, Senin (15/10/2012).
Herd menjelaskan bahwa 600 juta tahun lalu, meteorit muncul sebagai batuan vulkanik yang umumnya ditemukan di permukaan Mars. Batuan tersebut meluncur dari Mars ke luar angkasa (melintasi atmosfer), akibat dampak dari sebuah asteroid yang menghantam planet merah tersebut.
Pada saat asteroid itu menghujam Mars, sebuah gelombang kejut terjadi. Retakan dan celah di dalam batu itu menyimpan panas, menjebak komponen atmosfer Mars dan membentuknya menjadi berwarna hitam dan mengkilap.
Tim peneliti memperkirakan, di periode antara 700.000 dan satu juta tahun lalu, batu tersebut melayang di luar angkasa hingga Juli 2011. Kemudian, masuk ke atmosfer bumi dan mendarat di gurun Maroko.
Peneliti mengatakan, ini merupakan kelima kalinya sebuah meteorit Mars yang tertangkap mata ketika mendarat ke bumi. Herd juga mengungkapkan alasan mengapa meteorit ini begitu penting, karena sejak meteorit itu mendarat dan diteliti beberapa bulan lalu, benda luar angkasa tersebut belum mengalami pelapukan atau terkontaminasi.
Peneliti meyakini bahwa planet merah tersebut memiliki unsur air di bagian permukaannya. Air tersebut diduga telah ada sejak beberapa ratus juta tahun lalu. Akan tetapi, Herd mengatakan bahwa sampel meteorit ini tidak membawa bukti air yang mendukung terbentuknya kehidupan
"Tim kami mencocokan jejak gas yang ditemukan di dalam Tissint dengan sampel atmosfer Mars yang pernah dikumpulkan pada 1976 oleh Viking, pada misi pendaratan Mars yang dilakukan oleh NASA," ujar Herd, seperti dilansir Astrobio, Senin (15/10/2012).
Herd menjelaskan bahwa 600 juta tahun lalu, meteorit muncul sebagai batuan vulkanik yang umumnya ditemukan di permukaan Mars. Batuan tersebut meluncur dari Mars ke luar angkasa (melintasi atmosfer), akibat dampak dari sebuah asteroid yang menghantam planet merah tersebut.
Pada saat asteroid itu menghujam Mars, sebuah gelombang kejut terjadi. Retakan dan celah di dalam batu itu menyimpan panas, menjebak komponen atmosfer Mars dan membentuknya menjadi berwarna hitam dan mengkilap.
Tim peneliti memperkirakan, di periode antara 700.000 dan satu juta tahun lalu, batu tersebut melayang di luar angkasa hingga Juli 2011. Kemudian, masuk ke atmosfer bumi dan mendarat di gurun Maroko.
Peneliti mengatakan, ini merupakan kelima kalinya sebuah meteorit Mars yang tertangkap mata ketika mendarat ke bumi. Herd juga mengungkapkan alasan mengapa meteorit ini begitu penting, karena sejak meteorit itu mendarat dan diteliti beberapa bulan lalu, benda luar angkasa tersebut belum mengalami pelapukan atau terkontaminasi.
Peneliti meyakini bahwa planet merah tersebut memiliki unsur air di bagian permukaannya. Air tersebut diduga telah ada sejak beberapa ratus juta tahun lalu. Akan tetapi, Herd mengatakan bahwa sampel meteorit ini tidak membawa bukti air yang mendukung terbentuknya kehidupan
Label:
SAINTEK
Rabu, 10 Oktober 2012
Cetak biru deradikalisasi nasional
Pemerintah tengah menyiapkan cetak biru untuk program deradikalisasi nasional untuk mengatasi terorisme.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme BNPT
mengatakan selama ini program deradikalisasi dijalankan secara parsial
dan membantah deradikalisasi yang dilakukan selama ini telah gagal.
"BNPT itu baru 2010 berdiri saya kira keliru lantas bahwa
deradikalisasi tidak berhasil, bukan itu, jika ditarik lebih jauh bangsa
ini tidak berhasil memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran
agama," kata Kepala BNPT Ansyaad Mbai.
"Sekarang deradikalisasi kita mulai, ga usah mencari… nah tiap ada teroris deradikalisasi yang disalahkan ya ga logis lah.." tambah dia.
Dalam keterangannya pertengahan September lalu,
Wakil Presiden Boediono mengatakan Indonesia memerlukan program yang
utuh untuk mengatasi radikalisasi. Sebab selama ini upaya yang dilakukan
oleh sejumlah instansi tidak cukup karena belum adanya aksi bersama dan
koordinasi.
"Cetak biru deradikalisasi iniharus benar-benar tajam agar tepat pata sasaran," kata Boediono.
Ansyaad menjelaskan program deradikalisasi ini
dimulai sekitar 10 tahun lalu, ketika tim Densus 88 mengaku tidak dapat
mengorek keterangan dari para tersangka kasus terorisme.
"Densusnya bingung, kan kita ga
bisa kayak jaman Kopkamtib dulu kita pukulin, kita rendam, kita setrum,
kita betul-betul murni menegakkan HAM, orang ini kan harus ngomong. Nah bagaimana harus ngomong, akhirnya muncul oh perlu ada deradikalisasi," jelas Ansyaad.
Menurut Ansyaad dalam melakukan deradikalisasi
ini, aparat Densus 88 mendekati keluarga tersangka terorisme dan
memberikan bantuan bagi anggota keluarga mereka yang putus sekolah,
sakit dan kebutuhan keluarga lainnya.
"Ada yang kawin dikawinkan, itu kantong sendiri,
itu kita mulai deradikalisasi, dan tidak terprogram dan tidak ada
anggaran itu untuk polisi dan polkam juga tidak ada. Baru sekarang ini
disepakati deradikalisasi dijadikan program nasional yang dibiayai
APBN," kata Ansyaad.
Meski demikian, Ansyaad tidak menyebut jumlah anggaran untuk program deradikalisasi ini.
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme BNPT Irfan Idris menjelaskan program
deradikalisasi yang dilakukan oleh BNPT adalah dengan melibatkan para
pelaku tindak pidana terorisme yang masih berada di Lembaga
Pemasyarakatan.
Selain itu juga melakukan upaya pencegahan
dengan mengajak pemimpin daerah dan tokoh agama untuk melakukan upaya
preventif mengatasi radikalisme.
Menurut Irfan beberapa program yang dilakukan antara lain melalui pendekatan budaya, bisnis dan ideologi.
"Justru dengan adanya Toriq yang menyerahkan
diri dan tidak jadi melakukan bom bunuh diri itu justru sebuah
keberhasilan, dan gaungnya besar, jadi yang sepuluh itu tertangkap,"
kata Irfan.
BNPT juga membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme untuk mencegah penyebaran paham radikal, dan sudah berdiri di 10 kota.
Radikal dan kekerasan
Psikolog Profesor Sarlito Wirawan yang juga
terlibat dalam program deradikalisasi, mengatakan pemahaman radikal itu
tidak masalah sepanjang tidak dibarengi dengan kekerasan.
"Nah jika radikal dibarengi dengan
kekerasan itu yang berbahaya, kekerasan juga bisa bermacam-macam
tingkatnya, ada yang menjadi otaknya, operator, pengantin dan ada juga
yang supporting" kata dia.
Sejak 2009 lalu, Sarlito dan tim dari
Universitas Indonesia melakukan program deradikalisasi dengan melakukan
pendekatan secara personal kepada para mantan narapidana kasus
terorisme.
"Jangan dihadapkan ayat dengan ayat lain, ini
yang dilakukan di Arab Saudi dilakukan oleh ulama, tekniknya itu jangan
ngomong soal itu tetapi soal keluarganya, kemudian sambil ngomong agama,
agama dijadikan acuan tetapi tidak dijadikan bahan pembicaraan pokok,"
jelas Sarlito.
"Sebagian besar itu adalah mantan narapidana
yang sudah menjalani keluar, ada yang mantan Kompak, Poso, Ambon mantan
Afghanistan, mereka dibagi dalam kelompok kelcil dalam sekitar 15 orang
dua dipenjara Cipinang dan rutan Polda Metro Jaya dan satu lagi diluar
yang sudah bebas," tambah Sarlito.
Menurut Sarlito pendekatan personal ini dapat mengubah cara pandang mereka.
"Itu sesi 1 minggu sekali, dialog dalam berbagai
hal, setelah diteliti tiap pertemuan dicatat terlihat perkembangannya,
dan kelihatan pandangan tidak radikal lagi, nah ketika bom Marriot 2 itu
mengatakan bahwa itu salah," jelas Sarlito.
Dia mengaku ini bukan pekerjaan yang gampang dan membutuhkan waktu.
Setelah itu, Sarlito mengatakan tahapan
selanjutnya peserta program ini diberikan pelatihan, dan disebarkan ke
sejumlah wilayah untuk berdakwah agar umat tidak memilih jalan
kekerasan.
Selain itu, menurut Sarlito, para mantan pelaku ini juga dibantu untuk kembali ke masyarakat.
Mantan narapidana kasus peledakan bom Bali 1
yang meminta agar identitasnya hanya di insialnya M, merupakan salah
seorang yang mengikuti program pemberdayaan dakwah yang dimotori oleh
Sarlito dan timnya.
Sejak 2002 lalu, M menjalani hukuman sampai 2009 lalu, dan kemudian tinggal di Bekasi dan mengajar anak-anak mengaji.
"Intinya itu dakwah dan bagaimana kita dapat
beradaptasi dengan masyarakat, dan menunjukkan kita baik terhadap
masyarakat tidak seperti image yang diluar," kata M.
"Sebelumnya tak pernah terbayang kita melakukan apa setelah keluar nanti, akhirnya saya memilih jalan dakwah," jelas M
terorisme di Indonesia
Ratusan orang ditangkap dan diadili dalam kasus
tindak pidana terorisme sejak peristiwa bom Bali 1, yang terjadi pada 12
Oktober 2002.
Kepolisian Indonesia telah menangkap 700
tersangka tindak pidana terorisme dalam 10 tahun terakhir pasca
peristiwa Bom Bali 1, dan sekitar 500 orang telah diadili.Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan aparat kepolisian telah menangkap ratusan pelaku tindak pidana terorisme dan mengungkapkan jaringan mereka.
"Selama 10 tahun ini saya kira sudah cukup banyak teroris yang ditangkap, jaringannya banyak sudah terungkap, sebetulnya itu suatu keberhasilan yang sangat bagus," kata Ansyaad dalam perbincangan dengan BBC Indonesia pada awal Oktober lalu.
Setelah bom Bali 1, peristiwa dan upaya peledakan bom masih terus terjadi di Indonesia. Setelah bom Bali 2002, Bali kembali menjadi sasaran ledakan bom pada 2005. Kemudian Bom Kuningan, Bom Marriot 2003, Bom JW Marriot dan Ritz Carlton pada 2009 lalu.
Sejumlah pelaku ledakan bom Bali pun diadili dan tiga diantaranya dihukum mati yaitu Amrozi, Imam Samudera dan Ali Ghufron. Selain itu, beberapa nama yang terlibat dalam bom Bali 1 seperti Azhari, Noordin M Top tewas dalam penggrebekan oleh Densus 88 di Batu Malang dan Solo, beberapa tahun lalu. Sementara itu Dulmatin, juga tewas di Pamulang oleh densus 88 dua tahun lalu.
Juni lalu, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara terhadap Umar Patek atas perannnya dalam pengeboman Bali tahun 2002.
Sejumlah nama telah ditembak mati ataupun ditahan, seperti Abu Bakar Baasyir yang beberapa kali keluar masuk penjara atas tuduhan terlibat dalam kegiatan terorisme sejak bom bali 2002 lalu. Terakhir Baasyir divonis 15 tahun penjara karena menggalang dana untuk pelatihan bersenjata di pengunungan Jantho Aceh Besar.
Jaringan lama
Meski demikian, ledakan bom masih terus terjadi. Salah satunya serangan bom bunuh diri di masjid Polres Cirebon yang menewaskan si pelaku dan berbagai upaya ledakan bom yang diungkap oleh kepolisian di Beji Depok, Tambora, dan juga ditemukannya bahan peledak berbahan kimia di Solo pada September lalu.Satu bulan menjelang peringatan bom Bali 1, Densus 88 kembali menangkap belasan orang yang disebut berkaitan dengan berbagai peristiwa bom dan penemuan bahan peledak serta amunisi di Solo, Depok, dan Tambora. Dalam keterangannya Mabes Polri juga menyebutkan mereka terkait dengan pelatihan senjata di Ambon dan Poso.
Ansyaad Mbai mengatakan berbagai penangkapan itu menunjukkan kemampuan aparat untuk menggagalkan upaya aksi terorisme.
"Dan itu banyak terjadi pada 2010, 2011,2012, kebanyakan rencana teroris itu digagalkan sebelum mereka beraksi. Seperti yang terjadi di Solo ini, ada dua kelompoknya Farhan dan Badri CS, kelompoknya Badri itu punya sayap di Jakarta ini, Depok Tambora dan Bojong Gede dan ada kaitan dengan tempat lain," kata Ansyaad.
"Penangkapan ini dirunut dari mulai dari 18 Maret 2012 Bali, 5 orang yang terpaksa ditembak mati karena sangat berbahaya."
Ansyaad mengatakan jaringan kelompok ini akan melakukan peledakan bom di Jakarta, Solo dan Poso, dan masih terkait dengan jaringan lama.
Badri salah satu tersangka yang ditangkap disebut memiliki kaitan dengan Urwah, yang tewas ditembak dalam penggerekan Noordin M Top.
"Masih juga jaringan lama, JI, JAT itu, jadi ini jaringan kalo saya di tanya ini kelompok baru, ya baru ditangkap gitu. Sebenarnya sama. Tapi orang hanya melihat selalu parsial, oh kelompok ini , ini. kalau kita lihat hubungan sama kita seperti menghubung-hubungkan, padahal bukan itu satu rangkaian," kata Ansyaad.
Peningkatan penanganan
Dalam mengatasi masalah terorisme, Densus 88 dianggap sebagai pasukan anti teror yang paling efektif dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara, seperti Filipina, Malaysia dan Singapura.Menurut Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian, Noor Huda Ismail, pemerintah luar biasa dalam penanganan terorisme dan yang membedakan adalah adanya penegakan hukum dengan membawa pelaku ke pengadilan.
"Tetapi itu bukan tanpa catatan, dalam proses penangkapan ada 57 orang tersangka yang ditembak mati dan ini menjadi narasi yang diceritakan oleh anggota mereka dan menjadi amunisi untuk recruitment, dalam protapnya memang harus menangkap hidup-hidup tetapi dengan adanya ini maka dari sisi investigasi dan pengungkapan kasus ini perlu ditingkatkan," kata Noor Huda.
Selain itu, Noor Huda menyebutkan dari 700 orang yang ditangkap itu masuk di penjara, sudah 250 orang dibebaskan dan ada 25 kasus residivis.
"Kasus residivis itu terjadi karena penjara belum mengintegrasikan tiga aspek, yaitu sebagai hukuman, menjadikan orang untuk tidak menjadi lebih jauh lagi keterlibatannya, kemudian mencegah individu untuk terlibat lagi," kata Noor Huda.
Noor Huda juga mengatakan selama ini para pelaku terorisme ini diperlakukan sama dengan narapidana lain, tidak ada studi mengenai motif dan tingkat keterlibatan mereka.
Perlakuan di penjara ini yang dapat membuat seseorang justru terlibat lebih dalam ke kelompoknya.
"Sebagian contoh kasus Joko Parkit yang sebelumnya ditangkap karena motornya dipinjam temennya yang ternyata tanpa sepengetahuannya digunakan untuk mengantarkan Noordin (M Top), dan dia merasa tidak adil," kata Noor Huda, "Di dalam dia malah ketemu dengan Urwah, dan ketika keluar dia merasa nyaman dengan groupnya dan membuat kajian ketika keluar dari penjara."
Selain itu pelibatan keluarga dan masyarakat juga penting untuk mencegah munculnya kasus residivisme ini.
Senin, 08 Oktober 2012
AS keluarkan peringatan atas Huawei dan ZTE
Perusahaan telekomunikasi Cina Huawei dan ZTE
merupakan ancaman keamanan bagi AS, demikian hasil penyelidikan sebuah
panel kongres.
Dalam laporan yang akan dipublikasikan hari ini,
panel juga merekomendasikan agar kedua perusahaan itu harus dilarang
melakukan merger dan akuisisi di AS.
Berdasarkan hasil penyelidikan, Huawei dan ZTE gagal meredakan
kekhawatiran akan hubungan mereka dengan pemerintah serta militer Cina.
Kedua perusahaan tersebut termasuk dalam kelompok produsen peralatan jaringan telekomunikasi terbesar di dunia.
"Cina memiliki alat, kesempatan dan motif untuk
menggunakan kedua perusahaan telekomunikasi itu untuk tujuan-tujuan
jahat," kata komite penyelidik dalam laporan mereka.
"Berdasarkan informasi yang rahasia mau pun
tidak rahasia, Huawei dan ZTE tidak bisa dipercaya bebas dari pengaruh
negara asing dan karenanya merupakan ancaman keamanan bagi Amerika
Serikat serta sistem kita."
Baik Huawei dan ZTE telah menyangkal dugaan tersebut.
Dugaan spionase
Huawei didirikan oleh Ren Zhengfei, mantan anggota Tentara Pembebasan Rakyat pada 1987.
Setelah perusahaan itu menjadi salah satu pemain
global terbesar di sektor tersebut, kekhawatiran akan hubungannya
dengan militer Cina sering muncul.
Ada banyak dugaan dan kecurigaan bahwa Huawei
membantu Cina mengumpulkan informasi dari negara-negara dan perusahaan
asing, tuduhan yang telah dibantai oleh perusahaan itu.
Tahun lalu, panel keamanan AS menolak keinginan Huawei untuk membeli sistem perusahaan komputer Amerika 3Leaf.
Awal tahun ini, bersama ZTE, perusahaan itu
menghadapi tuduhan bahwa peralatan mereka dipasang dengan kode-kode
untuk mengirim informasi sensitif ke Cina.
Eksekutif senior dari kedua perusahaan membantah tuduhan-tuduhan itu saat bertemu anggota parlemen AS September lalu.
Minggu, 07 Oktober 2012
Terowongan sisa Perang Dunia I diteliti
Tim arkeolog Inggris dan Perancis berhasil masuk ke
situs terowongan di Prancis utara yang menjadi lokasi salah-satu
pertempuran di Perang Dunia I.
Tim peneliti dilaporkan mampu masuk ke dalam terowongan bagian dalam yang terletak di Desa La Boiselle, di wilayah Prancis bagian utara.
Penggalian terowongan yang dikenal dalam Pertempuran Somme ini sudah dilakukan sekitar setahun silam.
Terowongan ini disebutkan berada di bawah parit yang dibangun tentara Inggris untuk tujuan meletakkan bahan peledak di dekat pertahanan tentara Jerman.
Namun seperti ditulis sejarah, pada 22 November 1915, para penggali terowongan dan tentara Inggris lainnya terkubur dalam galian itu setelah tentara Jerman mengetahuinya dan meledakkannya.
Selain tewas akibat ledakan, sebagian mereka tewas akibat menghirup gas beracun.
Studi paling rinci
Kini, 95 tahun setelah Pertempuran Somme itu pecah, tim arkeolog dari Prancis dan Inggris memulai studi paling rinci dari medan perang di front bagian barat itu.
Sejarawan Peter Barton, yang memimpin kelompok studi La Boisselle mengatakan: "Kami tidak mencari korban tewas akibat ledakan itu, tapi kami mencari kisah-kisah tentang mereka."
"Apa yang membuat tempat ini istimewa, karena catatan rinci tentang kejadian ini disimpan secara baik oleh tentara Sekutu dan Jerman. Berarti kita tahu nama orang-orang yang dimakamkan di sini," paparnya.
Sejarah mencatat pertempuran di Desa La Boisselle merupakan salah-satu pertempuran paling mengerikan dan menyedihkan di pertempuran front bagian barat pada Perang Dunia I.
Kala itu, dua kubu yang saling menyerang, hanya dipisahkan jarak 50 meter. Pasukan Inggris mengambil alih parit yang dibangun tentara Prancis, mulai menggali terowongan untuk menemukan dan meledakkan garis pertahanan Jerman. Sebaliknya langkah serupa juga dilakukan tentara Jerman.
Anggota kelompok studi La Boisselle, Ian McHenry mengatakan: "Pertempuran Somme merupakan bagian perjalanan sejarah Inggris. Itu merupakan hari paling gelap dalam sejarah militer Inggris, karena ada 58.000 menjadi korban, termasuk 19.000 diantaranya tewas".
Label:
SEJARAH
Sabtu, 06 Oktober 2012
Benarkah Kristen Masuk Indonesia Pada Abad VII?
Atribut yang tersemat sebagai “agama penjajah” terhadap agama Kristen
nampaknya masih menjadi aib besar bagi karya misi penginjilan di
Indonesia. Kenyataan ini membuat berbagai pihak Kristen, termasuk
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), merasakannya sebagai beban
sejarah.[1]Tidak
heran jika pada masa kini sejumlah akademisi Kristen di Indonesia
berupaya untuk merekonstruksi sebuah versi sejarah yang ramah terhadap
eksistensinya. Diantaranya dengan mencetuskan teori bahwa Kekristenan
“sebenarnya” telah tiba di Indonesia lebih awal dari era imperialisme
dan kolonialisme Barat. Dengan demikian kedatangan Kristiani yang
bersamaan dengan masa penjajahan bangsa Eropa hanya akan diposisikan
sebagai “merebut kelupaan masa silam” saja.[2]
Dr. Huub J.W.M. Boelaars, OFM Cap., seorang pastor, dalam bukunya “Indonesianisasi Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia”
menyatakan bahwa Agama Kristen, dalam hal ini Katolik, tiba di
Indonesia lebih awal dari Agama Islam. Boelaars memperkirakan Katolik
telah hadir pada abad VII di desa Pancur, Barus, Tapanuli. Sebagai
rujukan, Boelaars meminjam analisa Jan Baker, SJ dalam tulisannya “Gereja Kristen Tertua di Indonesia” untuk menegaskan gagasan “kehadiran” awal tersebut.[3] Meskipun
demikian Boelaars mengakui bahwa tidak terdapat jejak-jejak yang hidup
maupun peninggalan sejarah yang membuktikan “kehadiran” itu.
Gagasan “Katolik Perintis” di nusantara ini dikembangkan dari tulisan
sejarawan muslim Syaikh Abu Shalih al-Armini dalam karyanya “Tadhakur fihi Akhbar min al-Kanais wa’l Adyar min Nawahin Misri wal Aqtha’aha” yang ditulis pada abad XII. Karya tersebut telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggis oleh B.T.A. Evetts dengan judul “The Churches and Monasteries of Egypt and Some Neighbouring Countries”
dan diberi catatan oleh A.J. Butler, MA, FSA. Dalam karya tersebut
Syaikh Abu Shalih al-Armani menyebutkan adanya kota Fahsûr dimana
terdapat memiliki komoditas perdagangan berupa camphor (al-kafur dalam bahasa Arab).
FAHSÛR, BUKAN FANSUR
Tulisan yang menjadi rujukan Boelaars, awalnya berasal dari makalah Jan Bakker, SJ berjudul “Gereja Tertua di Indonesia”
yang dimuat di Majalah Basis No. 18 (1969) hlm. 261-265. Tulisan itu
adalah derivasi dari makalahnya yang lebih lengkap berjudul “Umat Katolik Perintis di Indonesia”.[4] Tulisan ini menjadi bagian dari versi resmi “Sejarah Gereja Katolik Indonesia” yang dipublikasikan oleh Bagian Dokumentasi – Penerangan Kantor Waligereja Indonesia.[5] Dalam
uraiannya, banyak argumentasi yang dikembangkan untuk mendukung gagasan
bahwa kedatangan Katolik di Indonesia dimulai pada abad VII. Meskipun
demikian, satu-satunya referensi yang dianggap kuat dan menjadi sumber
primer wacana tersebut berasal dari karya Syaikh Abu Shalih al-Armini,
sejarawan muslim, dalam “Tadhakur fihi Akhbar min al-Kanais wa’l Adyar min Nawahin Misri wal Aqtha’aha”. Oleh karena itu untuk menyingkap fakta “kehadiran” Kristen tersebut bisa dilakukan dengan membaca ulang karya ini.
Tulisan Abu Shalih al-Armini dalam teks manuskrip yang dimaksud adalah sebagai berikut:[6]
Buku karya Abu Shalih yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dengan judul “The Churches and Monasteries of Egypt and Some Neighbouring Countries”
oleh B.T.A. Evetts, MA dan diberi catatan oleh A.J. Butler MA, F.S.A.
Kutipan di atas diterjemahkan B.T.A. Evetts ke dalam Bahasa Inggris
sebagai berikut:
Fahsûr. Here there are several churches ; and all the Christians
here are Nestorians ; and that is the condition of things here. It is
from this place that camphor comes; and this commodity [is a gum which]
oozes from the trees. In this town there is one church named after our
Lady, the Pure Virgin Mary.[7]
Bakker sendiri menterjemahkan kutipan dari terjemahan B.T.A. Evetts ke dalam Bahasa Indonesia sebagai berikut:
Abu Shalih, setelah memberitakan tentang gereja-gereja di India
Selatan (Quilon, Travancore dan Mahamailiapura), menulis tentang keadaan
Sumatra sebagai berikut:
“FANSUR: DI SANA TERDAPAT BANYAK GEREJA DAN SEMUANYA ADALAH DARI
NASARA NASATHIRAH, DAN DEMIKIANLAH KEADAAN DISITU. DAN DARI SITU
BERASALLAH KAPUR BARUS DAN BAHAN ITU MERECIK DARI POHON. DALAM KOTA ITU
TERDAPAT SATU GEREJA DENGAN NAMA: BUNDA PERAWAN MURNI MARIA”.[8]
Nampak bahwa Bakker telah mengalihkan kata Fahsûr menjadi FANSUR.[9]Selain itu juga menterjemahkan kata Bahasa Arab al-kafur (camphor)
menjadi “KAPUR BARUS”. Kemudian informasi dari Abu Shalih bahwa
terdapat “Kristen Nestorian” dianggap keliru oleh Bakker dan ia
“meluruskannya” sebagai Katolik. Dengan adanya “pengubahan” ini maka
Bakker sejak awal berusaha memunculkan kesan tentang adanya bukti
“Gereja-gereja Katolik telah terdapat di sebuah desa bernama Pancur,
Barus, Sumatra Utara” pada abad VII.
Identifikasi Fahsûr dengan Pansur, sebuah desa di Sumatra, adalah kekeliruan yang fatal. Sejak awal nama tempat Fahsûr
ini oleh Abu Shalih al Armini sama sekali tidak pernah dimaksudkan
untuk membahas wilayah di luar India. Kata “Fahsûr” ini di bahas di
bawah perikop “India” dan diuraikan setelah kota Kulam(Quilon di
Travancore, India) dideskripsikan. Setelah membahas kawasan di India,
Syaikh Abu Shalih lantas membahas wilayah Yaman. Jadi, tentu saja bukan
tempat yang ada di Pulau Sumatra – Indonesia.
A.J. Butler M.A., F.S.A saat memberikan catatan terhadap
terjemahan B.T.A. Evetts atas karya Syaikh Abu Shalih al-Armini,
menjelaskan bahwa kata Fahsûrmemang tertulis dalam manuskrip aslinya. Kata ini seharusnya ditulis Mansûr,
yaitu sebuah negara pada jaman kuno yang terdapat di Barat Laut India,
terletak di sekitar Sungai Indus. Mansur merupakan negara paling utama
yang terkenal di antara orang-orang Arab dalam hal komoditas kamfer (al-kafur).[10]
Pada masa kuno wilayah penghasil kamfer bukan hanya wilayah yang saat
ini menjadi Indonesia. India dan beberapa kawasan lainnya juga telah
dikenal menjadi penghasil kamfer. Di Indonesia saja terdapat dua pulau
di Jaman kuno yang menghasilkan kamfer yaitu Sumatra dan Kalimantan.
Daerah penghasil kamfer di Sumatra bukan hanya Barus yang terkenal
dengan komoditi kapur Barus-nya, namun juga wilayah yang saat ini menjadi Aceh.[11]
Adolf Heuken, SJ merupakan akademisi Katolik yang turut menolak teori
bahwa Katolik telah masuk ke Indonesia pada abad VII. Dalam tulisannya “Christianity in Pre-colonial Indonesia”
ia mendukung catatan yang diberikan oleh A.J. Butler. Syaikh Abu Shalih
al-Armini banyak menggunakan menggunakan referensi dari karya Abu Jafar
al-Tabari (w. 923) dan Al Shabushti (w. 988) untuk menerangkan subyek
yang sama tentang pembahasan Asia dan Afrika. Nama kota Fahsûr yang ada
dalam tulisan Syaikh Abu Shalih maksudnya tidak lain adalah Mansûr,
sebuah kota di India dengan komoditas camfer yang penting bagi
orang-orang Arab. Heuken juga menjelaskan bahwa berdasarkan sejumlah
penggalian memang ditemukan adanya koneksi tertutup antara Barus, India,
dan Teluk Persia pada kurun IX hingga XII.[12]Namun
tidak serta merta hal ini membuktikan keberadaan Kristen pada masa-masa
ini. Tradisi oral tentang adanya tempat dekat Barus bernama “Janji
Mariah”, yang kadang digunakan sebagai “bukti” keberadaan Kristen pada
masa lampau, baru terbentuk pada periode yang lebih baru.
INDIA, BUKAN INDONESIA
Beberapa catatan sarjana muslim Arab memang
mengidentifikasi kawasan yang mungkin merupakan Indonesia pada masa
sekarang sebagai “india”. Meskipun demikian, menggunakan karya Abu
Shalih Al Armini untuk mendukung teori kehadiran Kristen pada abad VII
di Indonesia adalah kesalahan fatal. Secara jelas, Syaikh Abu Shalih
telah mendeskripsikan tempat bernama India atau juga disebut al-Hindah. Sebuah
tempat dimana penduduknya memiliki kepercayaan pemujaan terhadap
Buddha, penyembah matahari, dan penyembah api. Wilayah ini dikelilingi
laut dimana dari arah Mesir harus menggunakan kapal. Tempat bernama
India ini merupakan daerah penyembahan berhala pada masa kuno yang
berbatasan dengan Persia.[13] Dari
deskripsi tersebut dapat dipahami bahwa “India” yang dimaksud ini
benar-benar India secara definitif, tidak mungkin keliru dengan wilayah
di Indonesia. Dengan demikian karya Abu Shalih al-Armini tidak
memaksudkan negeri Fahsûr yang ada di India sebagai Pancur yang ada di Sibolga, Barus, Sumatra Utara.
Selain itu Abu Shalih juga melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi
India sebagai wilayah Abyssinia (Ethiopia). Kesalahan ini justru
merupakan bukti bahwa India yang dimaksud merupakan India dalam makna
definitif. Kesalahan penyebutan India sebagai wilayah Abyssinia
sebenarnya merupakan kekeliruan yang berasal dari era yang lebih kuno.
Kebingungan membedakan antara India dan Abyssinia ini juga telah
terdapat dalam sejumlah literatur Yunani kuno.[14] Sekali
lagi, India yang dimaksud jelas tidak akan keliru dengan kawasan
Indonesia. Sebab, meski ini “secara keliru”, wilayah Indonesia tidak
pernah diidentifikasi sebagai “wilayah Abyssinia” sebagaimana India yang
definitif.
Keberadaan Kristen Nestorian di India dapat dibuktikan pada sekitar
abad VII ini. Cosmas Indiscopleustes, seorang pendeta Alexandria
petualang pada abad VI, telah meninggalkan catatan keberadaan aktivitas
Kristen di India. Dalam catatannya “Christian Topography”
Cosmas menyebutkan terdapat sejumlah gereja di Malabar dan Ceylon yang
dikelola pendeta dari Persia dan berada di bawah pengawasan seorang
uskup Persia di Kalliana. Di sini jelas bahwa kekristenan di India
mencakup kekristenan Nestorian, yang dianggap sebagai sekte heresy.[15]
Sebelum membahas tentang “Fahsûr”, Syaikh Abu Shalih al-Armini telah
lebih dahulu membahas sejumlah kota lain di India seperti Kulam (Quilon)
yaitu tempat dimana juga terdapat penganut Nashrani Nestorian. Di sana
terdapat gereja dari Perawan Maria dan sejumlah orang suci lainnya.[16] Beberapa
sarjana Katolik Roma percaya bahwa “makam St. Thomas”, salah satu murid
Yesus ditemukan di Cathedral di Mailapur, daerah pinggir Madras. Namun
apa yang dianggap sebagai bukti, menurut A.L. Basham, sejarawan India di
University of London, tidak bisa memuaskan para sejarawan. Basham
menyebutkan bahwa pergerakan missi yang cukup aktif di India dilakukan
oleh sekte yang dianggap menyimpang, Nestorian. Katolik terutama dari
Serikat Jesuit baru masuk ke India pada abad XVI dan XVII.[17]
Ketika para pelancong Eropa mengunjungi India mereka membuat catatan
tentang adanya gereja di utara. Marco Polo, pada akhir abad XIII,
melihat Gereja Syria yang sering dianggap sebagai “makam St. Thomas”,
sebutan yang populer diantara petualang. Namun gereja tersebut telah
rusak. Sebutan “makam St. Thomas” tersebut, menurut Basham, tidak dapat
dibuktikan sebagai benar-benar makam “orang suci” tersebut dalam makna
yang harfiah. Orang Kristen Syiria pada masa ini dan sebelumnya banyak
mengadopsi adat istiadat Hindu. Penganut Kristen di Malabar ini bahkan
sedang menuju proses menjadi sekte Hindu yang menyimpang (heterodox Hindu),
sebagaimana Budha maupun Jaina. Kedatangan Serikat Jesuit pada sekitar
abad XVI dan XVII masih sempat mencegah kemerosotan lebih lanjut dari
proses ini. Hasilnya, satu seksi dari gereja Syria itu bersedia menerima
otoritas dari Roma.[18]
OTORITAS VATIKAN
Kehadiran Kristen paling awal, dalam hal ini Katolik, di nusantara
lebih tepatnya dimulai sejak penaklukan dan penjajahan bangsa Portugis
pada 1511 terhadap Malaka.[19] Kedatangan
Portugis ke wilayah Timur ini dapat dirunut dari semangat
“penjelajahan” dunia yang tumbuh di Eropa pasca “penemuan” Amerika oleh
Columbus dan Amerigo Vespucci. Semangat penjelajahan yang timbul dari
upaya penemuan sumber rempah-rempah dan semangat perang salib di Eropa
ini telah menciptakan kondisi persaingan yang mengarah pada konflik
antara Spanyol dan Portugis. Untuk menghindarkan efek lanjutan yang
buruk atas konflik ini, Paus Alexander VI tergerak untuk melakukan
intervensi. Melalui dokumen tertanggal 4 Mei 1493, Paus Alexander VI
membagi dunia menjadi dua bagian. Sebuah garis imajiner ditarik ke kutub
utara dan kutub selatan melewati kurang lebih 749 km sebelah Barat
Kepulauan Azores atau Kepulauan Tanjung Hindia. Semua daerah yang
terletak di sebelah timur garis yang kemudian di sebut “Timur”
ditetapkan menjadi milik Portugis untuk dikuasai dan dikristenkan.
Sementara semua daerah di sebelah barat garis yang kemudian disebut
“Barat” ditetapkan oleh Paus menjadi tugas Spanyol.[20]
Ketidakpastian garis tersebut menimbulkan kesulitan
diantara kedua kerajaan. Mengingat keduanya memiliki ambisi lebih besar,
menginginkan lebih banyak dari yang telah ditentukan. Persetujuan baru
tercapai dengan Perjanjian Tordesillas (7 Juli 1494). Garis yang
ditentukan melalui 2738 km sebelah Barat Kepulauan Hijau untuk
penemuan-penemuan pulau yang masih akan dilakukan dan 1850 km bagi semua
hasil yang sudah ditemukan oleh Castilla sampai 20 Juni 1494.[21]
Hal ini masih menimbulkan persengketaan ketika Spanyol tidak mau
melepaskan Maluku. Paus kemudian memaksa Spanyol menjual Maluku kepada
Portugis. Charles V menjual Pulau Maluku ini dengan harga 350.000 crusados dan mempertahankan semua daerah di sebelah barat Bujur Timur 17 derajat (Perjanjian Saragosa).[22] Kesepakatan yang terbentuk, Spanyol menguasai Philipina dan Portugis menguasai Maluku.[23]
Dengan adanya Portugis di Maluku maka berkembanglah agama
Katolik. Pertentangan antara Portugis dan umat Islam mulai terjadi.
Konflik semakin memanas ketika Portugis mulai ikut campur dalam
pemerintahan. Sultan Tabariji, raja Ternate, ditangkap oleh Portugis
dengan tuduhan palsu dan dibawa ke Goa. Tuduhan ini tidak terbukti
hingga 10 tahun kemudian. Maka Portugis hendak mengembalikan sang raja
ke tahtanya, namun rakyat menolak dengan alasan sang raja telah menjadi
kafir semasa dalam “tawanan” Portugis. Raja ini telah menganut agama
Katolik dengan nama Manuel. Portugis kemudian menggunakan tipu muslihat
keji untuk melenyapkan penggantinya, yang bernama Sultan Hairun. Sultan
yang terakhir ini dibunuh dengan sangat licik dan kejam. Putra Sultan
Hairun, yaitu Sultan Baabullah kemudian memimpin perlawanan jihad
terhadap orang-orang Portugis. Tidore dan beberapa pulau lainnya yang
pada masa sebelumnya menyimpan konflik akhirnya mau bekerja sama untuk
memusnahkan orang kafir. Dalam tahun 1575 benteng Portugis di Ternate
jatuh, maka habislah riwayat mereka di Maluku Utara. Portugis masih
dapat bertahan di Pulau Hitu (Ambon). Di Pulau ini nyatanya Portugis
tidak disukai. Berulangkali rakyat Ambon berusaha mengusir mereka.
Akhirnya berkat bantuan armada dari Seram dan Banda, pada tahun 1575,
Portugis berhasil diusir juga dari Maluku Utara.[24]
Sebagai konsekuensi penetapan garis demarkasi tanah jajahan di atas,
Paus memberikan syarat kepada kedua negara untuk memajukan misi Katholik
Roma di tanah jajahan yang telah diserahkan. Pertalian gereja dan
negara pada masa itu cukup erat. Raja-raja memiliki kerelaan hati untuk
melayani kepentingan gereja.[25]Spanyol
misalnya, digambarkan oleh Dr. H. Embuiru SVD, merupakan negara Katolik
dan sekaligus negara misionaris. Dimana ada Spanyol maka disana berdiri
Gereja. Salib dan mahkota berjalan beriringan. Gereja dan negara
merupakan satu kesatuan.[26] Demikian
juga Portugis secara sadar menuju ke Timur untuk berdagang dan
menyebarkan agama, termasuk dalam cakupan ini adalah penjajahan.[27]
Jadi sudah benar jika pada tahun 1934 umat Katolik merayakan upacara
meriah menyambut “400 Tahun Katolisisme di Hindia” yang buku kenangannya
diterbitkan dalam nomor yubileum istimewa di Maandblad Sociaal Leven No.
15, nomor rangkap 2/3, Batavia, 1934. Juga tepat bila pada 8-12 Juli
1984 Pertemuan Nasional Umat Katolik Indonesia (PNUKI) merayakan “450
tahun Katolisisme di Indonesia” yang dihadiri 450 orang wakil keuskupan
di Indonesia. Perayaan ini didasarkan bahwa pada 1534 terdapat orang
Indonesia pertama yang dibaptis oleh pendeta Katolik yang datang satu
rombongan dengan Penjajah Portugis.[28]
Bagi kalangan misi Kristen, kolonialisme sebenarnya dianggap sebagai
sesuatu yang lumrah terjadi. Kewajaran ini didasarkan pada analogi
terhadap proses-proses kronologis yang pernah terjadi. Sejarah mencatat
bahwa penguasaan suatu suku terhadap suku yang lain dengan dibungkus
sebuah ideologi tertentu merupakan kenyataan sejarah yang telah
berlangsung berabad-abad. Pandangan ini melahirkan pemikiran bahwa
kolonialisme sebuah negara dan penaklukan suatu wilayah negara oleh
negara lain adalah sebuah hal biasa. Pandangan ini diungkapkan dalamEnsiklopedia Gereja sebagai berikut :
Kolonisasi suatu suku bangsa atas suku-suku bangsa lain dalam
suatu negara yang sama adalah biasa di Asia dan Afrika. Jadi
kolonialisme dl bentuk yg sedikit berbeda terdapat pd segala masa dan
daerah, dan tetap dibenarkan dgn ideologi-ideologi yg ‘bagus’. (sic!).[29]
Memisahkan antara perdagangan, penjajahan, dan penyebaran agama dari
motif ekspansi Barat di nusantara jelas akan menghasilkan gambaran yang
parsial. Keuntungan yang diperoleh, baik dari kegiatan ekonomi maupun
penjajahan, sebagian akan masuk ke kas gereja dan digunakan dalam
pembiayaan operasionalnya, termasuk penyebaran agama. Gereja mendapatkan
bagian sebesar sepuluh persen dari keuntungan tersebut. Inilah yang
dalam kekristenan disebut dengan konsep perpuluhan.[30] Jadi,
jika mereka datang bersama “penjajah” dan turut menikmati “kue” hasil
dari proses “penjajahan” yang berlangsung, masihkah kita akan
beranggapan bahwa missionarisme berjalan terpisah dengan penjajahan?
PENUTUP
Teori yang menyatakan bahwa Agama Kristen telah datang di
Indonesia pada abad VII, tidak didasarkan pada fakta yang solid.
Referensi yang digunakan sebagai pendukung argumen tidak kompatibel dan
cenderung dipaksakan. Sumber Arab yang digunakan lebih merupakan
deskripsi tentang wilayah yang ada di India, bukan di Indonesia.
Deskripsi atas kawasan bernama “India” itu pun benar-benar meyakinkan
bahwa wilayah yang dimaksud memang benar-benar India secara definitif.
Buktinya pun terdapat dalam karya Arab Syaikh Abu Shalih Al-Armini.
Hanya saja nampaknya bukti-bukti ini diabaikan dengan sengaja. Mungkin
saja karena alasan menguatnya motif dan kepentingan tertentu.
Memaksakan sumber untuk wilayah lain dengan “mengubah”-nya menjadi
“Indonesia” jelas akan menghasilkan konklusi yang tidak tepat. Teori
kedatangan Kristen abad VII di Indonesia dan membentuk sebuah komunitas
di Sumatra Utara hakikatnya merupakan klaim yang tidak berdasar. Catatan
akhir yang perlu dikemukakan di sini bahwa kebenaran, dalam kasus
seperti ini, tidak bisa dihasilkan dari proses memanipulasi sumber
referensi.
Penulis: SusiyantoPeneliti Pusat Studi Peradaban Islam (PSPI)Dipublikasikan ulang seizin penulis dari www.susiyanto.wordpress.com
FOOTNOTE :
[1] Lihat Tim Balitbang PGI. Meretas Jalan Teologi Agama-agama di Indonesia: Theologia Religionum. Cetakan III. (BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2003). Hal. 7
[2] Lihat tulisan Y. Bakker, SJ, Umat Katolik Perintis di Indonesia, dalam Sejarah Gereja Katolik Indonesia, Jilid I (Arnoldus Ende, Flores, 1974) hlm. 38
[3] Dr. Huub J.W.M. Boelaars, OFM Cap., Indonesianisasi Dari Gereja Katolik di Indonesia Menjadi Gereja Katolik Indonesia, Cetakan V (Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2009) hal. 59
[4] Lihat Dr. Huub J.W.M. Boelaars, OFM Cap., Indonesianisasi …hlm. 59
[5] Lihat tulisan Y. Bakker, SJ, Umat Katolik … hlm. 19-49
[6] Tulisan Syaikh Abu Shalih al-Armini tentang “Fahsûr”
ini pada naskah manuskrip yang tersimpan di Bibliotheque Nasional de
Paris terletak pada folio 110b, dalam terbitan yang diterjemah Evetts di
halaman 129.
[7] Lihat terjemahan B.T.A. Evetts, MA (ed.), The Churches and Monasteries of Egypt Attributed to Abu Shalih, the Armenian (Clarendon Press, Oxford, 1895) hlm. 300
[8] Lihat terjemahan Y. Bakker, SJ, Umat Katolik Perintis di Indonesia, dalam Sejarah Gereja Katolik Indonesia, Jilid I (Arnoldus Ende, Flores, 1974) hlm. 29
[9] Terjemahan
dengan kata “Fansur” ini mungkin didapatkan oleh Bakker dari alih
aksara dari huruf Arab ke huruf latin yang dilakukan oleh Prof. Dr.
Sucipto Wirjosuparto dalam makalahnya “Agama Kristen telah Meluas di Indonesia Sejak Abad 7”. Lihat Y. Bakker, SJ, Umat Katolik …
hlm. 38-39; Alih aksara ini jelas keliru. A.J. Butler MA, F.S.A. yang
memberikan komentar pada penterjemahan karya Abu Shalih ke dalam Bahasa
Inggris, telah memaklumkan bahwa kata tersebut memang ditulis sebagai Fahsûr, bukan Fansur. Lihat B.T.A. Evetts, MA (ed.), The Churches …hlm. 300
[10] Lihat B.T.A. Evetts, MA (ed.), The Churches … hlm. 300
[11] H. Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad,
Jilid I, Cetakan II (PT Harian Waspada Medan, Medan, 1981) hlm. 36-37;
Produk camfer ini ditemui di Sumatra dan Kalimantan hingga era
kedatangan bangsa Barat lihat George Windsor Earl, The Eastern Seas or Voyages Adventures in the Indian Archipelago in 1832-33-34 (WM. Hallen and Co, London, 1837) hlm. 248-249. Lihat pula makalah Sir Hugh Low, G.C.M.G., British North Borneo, dalam buku India Ceylon Straits Settlements British North Borneo Hong-Kong (Keegan Paul, Trench, Trübner & Co, London, 1899) hlm. 485
[12] Lihat makalah Adolf Heuken,SJ, Christianity in Pre-colonial Indonesia, dalam Jan Sihar Aritonang dan Karel Steenbrink (ed.), A History of Christianity in Indonesia (Brill, Leiden – Boston, 2008) hlm. 5-6
[13] Lihat , MA (ed.), The Churches And Monasteries … hlm. 296
[14] B.T.A. Evetts, MA (ed.), The Churches … hlm. 296
[15] Lihat E.O. Winstedt (ed.), The Christian Topography of Cosmas Indicopleustes(Cambridge University Press, Cambridge, 1909) hlm. 345
[16] Lihat B.T.A. Evetts, MA (ed.), The Churches … hlm. 299-300
[17] Lihat A.L. Basham, The Wonder that Was India: A Survey of the Culture of the Indian Sub-Continent Before the Coming of the Muslims (Grove Press, New York, 1953) hlm. 342-343
[18] Lihat A.L. Basham, The Wonder that … hlm. 343
[19] Drs R. Soekmono, Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia, Jilid III, Cetakan III (Kanisius, Yogyakarta, 1973) hlm. 49-50
[20] Lihat terbitan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) C.P.F. Luhulima,Motif-motif Ekspansi Nederland dalam Abad Ke-enambelas, Terbitan Tak Berkala No. II/14 (Lembaga Research Kebudajaan Nasional, Jakarta) hlm. 11-12; Juga Avro Manhattan, Catholic Imperialism and World Freedom (Watts & Co, London, 1952) hlm. 34-35; Cathal J. Nolan, The Age of Wars of Religion 1000-1650: An Encyclopedia of Global Warfare and Civilization, Vol. I, A-K (Greenwood Press, Westport, 2006) hlm. 534-535;
[21] C.P.F. Luhulima, Motif … hlm. 12; Samuel Edward Dawson, The Lines of Demarcation of Pope Alexander VI and the Treaty of Tordesillas A.D. 1493 and 1494(J.Hope & Son, Ottawa, 1899) hlm. 497-498; Dr. Th. Müler Krüger, Sedjarah Geredja di Indonesia (Badan Penerbit Kristen, Jakarta, 1959) hlm. 17-18
[22] C.P.F. Luhulima, Motif … hlm. 12
[23] A.R. Disney, A History of Portugal and Portuguese Empire from Beginnings to 1807, Vol. I: Portugal (Cambridge University Press, Cambridge, 2009) hlm. 152
[24] Drs R. Soekmono, Sejarah Kebudayaan … Jilid III, hlm. 50
[25] Dr. H. Berkhof dan Dr. I. H. Enklaar, Sejarah Gereja, Cetakan IX (BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1991) hlm. 235
[26] Dr. H. Embuiru, S.V.D, Geredja Sepandjang Masa (Nusa Indah, Flores) hlm. 206
[27] Dr. W.B. Sidjabat (ed.), Panggilan Kita di Indonesia Dewasa Ini (Badan
Penerbit Kristen, Jakarta, 1964) hlm. 23. W.B. Sidjabat berusaha
melakukan pembelaan bahwa kristenisasi di Indonesia sama sekali tidak
terkait dengan penjajahan Belanda. Ia berargumen dengan perlakuan Jepang
pada masa Hideyoshi terhadap Belanda. Hideyoshi telah mengusir orang
Portugis dan Spanyol sebab mereka menyebarkan Katolik di Jepang (1595).
Sementara Belanda diperkenankan mendirikan loji di Jepang (1600), sebab
negara kincir angin ini hanya memiliki motif berdagang, bukan
menyebarkan agama Kristen.
Tulisan Sidjabat ini nampak sekali merupakan upaya apologetik untuk menghindar dari stigma bahwa “Kristen merupakan agama penjajah” di Indonesia. “Bukti” yang dikemukakan oleh W.B. Sidjabat ini sebenarnya tidak terlalu benar. Belanda pun akhirnya diusir juga dari Jepang karena terbukti menyebarkan agama Kristen. Tidak lama setelah berdiam di Jepang, Belanda melanggar perjanjian untuk tidak menyebarkan agama Kristen di Jepang. Benteng Belanda di pantai selatan Pulau Honsyu, Deshima, dihancurkan oleh Jepang akibat pelanggaran tersebut. Belanda memang masih diperbolehkan berada di Jepang, namun dengan pengawasan yang sangat ketat. Jumlah kapal Belanda yang keluar masuk diawasi. Hubungan dengan Jepang akhirnya memburuk, kamp konsentrasi orang Belanda yang ada di Jepang akhirnya dibubarkan pada tahun 1868. Lihat Dri Arbaningsih, Kartini Dari Sisi Lain: Melacak Pemikiran Kartini Tentang Emansipasi ”Bangsa” (Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2005) hlm. 70-71;
Tulisan Th. Muller Kruger dalam “Sedjarah Geredja di Indonesia” malah menggambarkan hubungan erat antara VOC dan misi penginjilan. Pemerintah Belanda juga menginginkan agar rakyat pribumi menjadi pemeluk Kristen. Sebab orang Kristen pribumi merupakan keuntungan bagi pihak kompeni dimana mereka sangat berbeda dengan umat Islam yang sering melakukan perlawanan. Akan tetapi kadang-kadang VOC juga bersikap pragmatis lebih mementingkan aspek ekonomis dibandingkan tugas utamanya dalam penyebaran Injil. Lihat Th. Muller Kruger,Sedjarah Geredja di Indonesia (Badan Penerbit Kristen, Jakarta, 1959) hlm. 28-29; Jadi Spanyol dan Portugal di satu sisi serta Belanda pada sisi yang lain, hakikatnya sama saja. Kedatangan bangsa Barat ini untuk menjajah dan sekaligus menyebarkan agama, meskipun mungkin dalam intensitas yang berbeda.
Tulisan Sidjabat ini nampak sekali merupakan upaya apologetik untuk menghindar dari stigma bahwa “Kristen merupakan agama penjajah” di Indonesia. “Bukti” yang dikemukakan oleh W.B. Sidjabat ini sebenarnya tidak terlalu benar. Belanda pun akhirnya diusir juga dari Jepang karena terbukti menyebarkan agama Kristen. Tidak lama setelah berdiam di Jepang, Belanda melanggar perjanjian untuk tidak menyebarkan agama Kristen di Jepang. Benteng Belanda di pantai selatan Pulau Honsyu, Deshima, dihancurkan oleh Jepang akibat pelanggaran tersebut. Belanda memang masih diperbolehkan berada di Jepang, namun dengan pengawasan yang sangat ketat. Jumlah kapal Belanda yang keluar masuk diawasi. Hubungan dengan Jepang akhirnya memburuk, kamp konsentrasi orang Belanda yang ada di Jepang akhirnya dibubarkan pada tahun 1868. Lihat Dri Arbaningsih, Kartini Dari Sisi Lain: Melacak Pemikiran Kartini Tentang Emansipasi ”Bangsa” (Penerbit Buku Kompas, Jakarta, 2005) hlm. 70-71;
Tulisan Th. Muller Kruger dalam “Sedjarah Geredja di Indonesia” malah menggambarkan hubungan erat antara VOC dan misi penginjilan. Pemerintah Belanda juga menginginkan agar rakyat pribumi menjadi pemeluk Kristen. Sebab orang Kristen pribumi merupakan keuntungan bagi pihak kompeni dimana mereka sangat berbeda dengan umat Islam yang sering melakukan perlawanan. Akan tetapi kadang-kadang VOC juga bersikap pragmatis lebih mementingkan aspek ekonomis dibandingkan tugas utamanya dalam penyebaran Injil. Lihat Th. Muller Kruger,Sedjarah Geredja di Indonesia (Badan Penerbit Kristen, Jakarta, 1959) hlm. 28-29; Jadi Spanyol dan Portugal di satu sisi serta Belanda pada sisi yang lain, hakikatnya sama saja. Kedatangan bangsa Barat ini untuk menjajah dan sekaligus menyebarkan agama, meskipun mungkin dalam intensitas yang berbeda.
[28] Lihat Dr. Huub J.W.M. Boelaars, OFM Cap., Indonesianisasi … hlm. 64
[29] A. Heuken SJ, Ensiklopedi Gereja, Jilid V Ko – M, Edisi 4 (Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2005) Hal. 10
[30] Konsep
perpuluhan yang diambil oleh gereja dari umat ini berasal dari
pemaknaan terhadap substansi kitab Kejadian 28:22 sebagai berikut : “Dan
batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari
segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan
sepersepuluh kepada-Mu.”
Ummu Hakim Berjuang Demi Keislaman Suami
Sosok qudwah wanita muslimah kita kali adalah seorang wanita
yang berjuang untuk menyelamatkan suaminya dari kemusyrikan dan
kekafiran, membawanya ke bawa naungan Islam sejati, berkasih sayang di
atas agama dan keridhaan Allah Ta’ala.
Hal itu bukanlah perkara yang mudah bagai membalik telapak tangan,
karena suaminya adalah seorang yang paling antipati terhadap Islam dan
memusuhi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta para
sahabat beliau. Juga karena ayah suaminya itu adalah seorang pemimpin
utama kaum musyrikin, eksekutor serta pelaku penindasan yang sadis yang
telah menjatuhkan berbagai hukuman kepada orang-orang mukmin, ialah Abu
Jahal, sedangkan suami wanita muslimah kita ini adalah putra Abu Jahal
bernama Ikrimah.
Ia bernama Ummu Hakim binti Al-Harits bin Hisyam
dari kaum Quraisy. Bapaknya saudara Abu Jahal dan ibunya adalah Fathimah
binti Walid kakak Khalid bin Walid. Ikrimah inilah suami pertama Ummu Hakim
binti Al-Harits, putra pamannya, seorang pemuda terpandang; baik dari
segi harta maupun keturunan. Karena kepemimpinan ayahnya Abu Jahal maka
ia menjadi terpola untuk memusuhi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bahkan ikut menyiksa kaum muslimin denagn siksaan yang pedih demi menyenangkan hati bapaknya.
Terbunuhnya Abu Jahal pada Perang Badar membuat kebencian Ikrimah terhadap Islam
makin berkobar. Kalau dahulu ia membencinya karena ingin menyenangkan
ayahnya, tetapi sekarang kebenciannnya adalah untuk membalas dengan
kematian ayahnya. Dari sinilah api permusuhan berkobar serta kebencian
Ikrimah (dan orang-orang yang juga kehilangan keluarga mereka di Perang
Badar) membara.
Pada mulanya, Ummu Hakim juga ikut bahu-membahu dengan suaminya dalam
memusuhi Islam. Pada Perang Uhud ia bersama wanita-wanita Quraisy
lainnya yang juga mendendam akan kematian keluarga mereka pada Perang
Badar, berdiri tegak di belakang barisan musyrikin sambil memukul
gendang untuk memberi semangat bagi tentara-tentara musyrikin agar terus
maju. Pada hari itu kaum musyrikin mendapatkan sebagian keinginan
mereka, hingga Abu Sufyan berkata, “Ini adalah balasan atas Perang
Badar.”
Pada penaklukan kota Mekah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang panglima pasukannya untuk bentrok senjata secara langsung
dengan orang-orang kafir kecuali kalau mereka diserang terlebih dahulu.
Di saat itulah Ikrimah mengumpulkan pengikutnya dan menyerang pasukan
yang besar dari pasukan-pasukan kaum muslimin. Akhirnya pasukan Ikrimah
yang tak seberapa jumlahnya itu pun kalah, ada yang mati dan ada pula
yang melarikan diri. Termasuk yang melarikan diri adalah Ikrimah bin
Jahal.
Setelah kota Mekah ditaklukkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memberikan maaf kepada kaum Quraisy yang dahulunya melakukan berbagai
tindakan dalam memusuhi beliau, dan mengatakan perkataan beliau yang
masyhur, “Pergilah kalain, sesungguhnya kalian telah dibebaskan.” Hanya
saja, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengecualikan
beberapa orang dengan memerintahkan di bawah kelambu Ka’bah. Di antara
mereka yang dikecualikan itu yang paling utama adalah Ikrimah bin Abi
Jahal. Maka karena mendengar hal itu Ikrimah secara sembunyi-sembunyi
melarikan diri menuju ke Yaman.
Di sisi lain, Ummu Hakim istri Ikrimah bersama Hindun binti Uqbah menuju rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama sepuluh wanita lain, untuk mengungkapkan bai’at kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dan memeluk agama Islam. Setelah Hindun binti Uqbah menyatakan
keislamannya, Ummu Hakim pun berdiri menyatakan keislamannya, lalu ia
berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai
Rasulullah, Ikrimah telah melarikan diri menuju ke Yaman karena takut
engkau akan membunuhnya. Berikanlah keamanan baginya, semoga Allah
memberikan keamanan kepadamu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Ia telah mendapat keamanan.”
Seketika itu juga Ummu Hakim berangkat mencari Ikrimah ditemani oleh
budaknya dari bangsa Romawi. Teriknya matahari, panasnya cuaca gurun
sahara seakan tak terasakan oleh Ummu Hakim demi mendapatkan suaminya
agar ia mau kembali dan masuk Islam bersamanya. Bahkan di tengah
perjalanannya, budak Romawi yang menemaninya mencoba menggodanya untuk
melakukan selingkuh, sungguh besar penderitaan wanita lemah berhati baja
ini, menempuh perjalanan yang jauh, mengarungi padang pasir yang panas
membara, mencari sang suami tercinta, sementara di tengah perjalanan
budak yang seharusnya menjadi pelindung baginya berbalik menjadi bak
serigala mendapatkan mangsanya. Wanita lemah ini memohon dan meminta
tolong kepada penduduk kampung itu, lalu mereka menangkap budak tersebut
dan mengikatnya di sana. Sedangkan Ummu Hakim meneruskan perjalanan
tanpa teman, dan hanya Allah-lah yang menjaganya dari segala malapetaka.
Akhirnya dengan susah payah ia pun dapat bertemu dengan orang yang
ica cari-cari, di tepi pantai di daerah Tihamah, ketika itu Ikrimah
sedang bertransaksi dengan seorang nelayan muslim. Nelayan itu berkata
kepadanya: “Bayar dahulu baru aku akan menyeberangkanmu.” Ikrimah
berkata, “Bagaimana aku membayarmu?” Nelayan itu menjawab, “Dengan
mengucapkan (asyhadu an laa ilaaha illalla wa asyhadu anna muhammadarrasulullah).”
Ikrimah menjawab, “Aku tidak melarikan diri melainkan dari itu.” Di
saat itulah Ummu Hakim datang, lalu ia berkata kepada suaminya, “Wahai
putra paman, aku datang dari sisi manusia yang paling mulia yaitu
Muhammad bin Abdullah, aku telah meminta keamanan bagimu dan beliau
menyetujuinya, janganlah engkau mencelakakan dirimu sendiri.” Ia
berkata, “Engkau sendiri yang telah mengatakan kepadanya?” Ummu Hakim
menjawab, “Ya, aku yang mengatakan kepadanya, maka ia memberikan
keamanan.” Ummu Hakim terus membujuknya sampai Ikrimah mau kembali
bersamanya.
Dalam perjalanan pulang Ummu Hakim menceritakan kisah budak mereka,
lalu mereka singgah di perkampungan tempat Ummu Hakim meninggalkan budak
itu lalu Ikrimah membunuhnya. Peristiwa ini terjadi sebelum ia masuk
Islam.
Setibanya di Mekah ia langsung pulang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyatakan keislamannya, dan meminta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar memintakan ampunan atas segala yang telah ia perbuat selama ia masih musyrik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengabulkan permintaan tersebut dengan gembira. Semenjak itu
bergabunglah Ikrimah dalam bahtera dakwah, di medan perang ia bagai
singa yang haus darah serta menjadi ahli ibadah dan selalu membaca kitabullah.
Itulah buah dari perjuangan Ummu Hakim binti Al-Harits, yang menuntun
Ikrimah putra sekaligus tangan kanan seorang dedengkot kafir dan berada
pada barisan terdepan dalam memerangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
sehingga menjadi pembela Islam dan mencintai Allah dan Rasul-Nya
melebihi dirinya sendiri. Ikrimah syahid pada perang Yarmuk (sebagian
ahli sejarah mengatakan ia meninggal pada perang Ajnadin), di saat itu
ia berperang dengan penuh semangat, sampai ia gugur sebagai syahid, dan
di tubuhnya didapati lebih dari tujuh puluh luka bekas tikaman, panah,
dan pukulan.
Sepeninggal Ikrimah dan masa iddah Ummu Hakim berakhir, ia dilamar
oleh Yazid bin Abi Sufyan dan Khalid bin Sa’id, kemudian ia menerima
lamaran Khalid dan ia pun menikah dengannya. Ketika hendak menggaulinya,
bersamaan dengan itu tentara-tentara Romawi telah berkumpul (untuk
menyerang kaum muslimin), Ummu Hakim berkata kepada Khalid, “Bagaimana
kalau engkau undurkan sampai Allah mengusir barisan mereka?” Khalid
menjawab, “Sesungguhnya aku merasa akan terbunuh dalam peperangan ini.”
Ummu Hakim berakta, “Kalau begitu lakukanlah!” Maka Khalid pun
menggaulinya,
Ketika pagi tiba, kedua pasukan pun mulai berhadapan, genderang
perang ditabuh, dan pedang telah melakukan perannya. Khalid akhirnya
terbunuh di peperangan tersebut. Mendengar berita itu, Ummu Hakim terjun
ke medan perang dan membunuh tujuh orang Romawi dengan tiang kemah di
jembatan yang hingga sekarang dinamakan jembatan Ummu Hakim, dan itu
terjadi pada perang Ajnadin.
Label:
JEJAK ROSUL
Langganan:
Postingan (Atom)