Selasa, 25 September 2012

Sebuah biografi dan studi analisi tentang permulaan sejarah islam sepeninggalan Nabi s.a.w.


Abu Bakr

Semua peristiwa sejarah dunia Islam catatannya didasarkan pada hijrah Nabi dari Mekah ke Medinah. Rahasia diambilnya peristiwa  besar ini sebagai permulaan sejarah Islam, karena waktu itulah permulaan Allah memberikan kemenangan kepada Rasul-Nya dalam  menghadapi mereka yang mcmerangi risalahnya di tanah suci itu.  Kemudian mereka melakukan perbuatan-perbuatan makar hendak membunuhnya.Dalam hijrah itu hanya Abu Bakr sendiri saja yang menemani Rasulullah. Dalam sakitnya yang terakhir dan ketika  sudah  tidak kuat lagi mengimami salat, Rasulullah meminta Abu Bakr bertindak memimpin salat itu menggantikannya. la tidak ingin tempat ini dipegang oleh Umar bin Khattab.
Nabi memilih Abu Bakr dalam hijrah dan salat
Dipilihnya Abu Bakr menemaninya ketika hijrah dan mengimami salat menggantikannya, karena Abu Bakr Muslim pertama yang beriman kepada Allah dan kepada Rasulullah, dan demi imannya itu  pula dialah yang paling banyak berkorban. Sejak masuk Islam besar  sekali hasratnya hendak membantu Nabi dalam berdakwah demi  agama  Allah dan membela kaum Muslimin. la lebih mencintai  Rasulullah daripada dirinya sendiri, mendampinginya selalu dalam  setiap peristiwa. Di samping itu, di samping iman yang begitu teguh  akhlaknya pun sudah mendekati kesempurnaan, cintanya begitu besar  kepada orang lain, paling dekat dan akrab kepada mereka.
Jika demikian halnya, tidak heran bila Muslimin kemudian mengangkatnya sebagai pengganti Rasulullah. Memang, tidak heranlah dengan sikapnya itu ia membela Islam dan menyebarkan agama Allah  di muka bumi ini. Dialah yang telah memulai sejarah lahirnya kedaulatan1  Islam, (1  Pengertian kedaulatan di sini dan di bagian-bagian lain dalam buku ini  merupakan terjemahan kata bahasa Arab imbaraturiyah, 'sebuah kedaulatan besar, luas  dan banyak jumlahnya, dengan kekuatan yang besar meliputi bcrbagai macam bangsa,  golongan, ras) yang kemudian menyebar di timur dan di barat, ke India dan  Tiongkok di Asia, ke Maroko dan Andalusia di Afrika dan Eropa,  dan  yang kemudian mengarahkan kebudayaan umat manusia ke  suatu  tujuan, yang pengaruhnya di seluruh dunia masih terasa sampai  sekarang.
Sebuah studi tentang kedaulatan Islam
Sejarah  kedaulatan Islam sejagat ini, serta sebab-sebab kebesaran dan  kemundurannya. Islam ini adalah hasil ajaran-ajaran dan tuntunan Nabi juga. Dalam melakukan studi sejarah Nabi   Sallallahu    'alaihi wasallam dan melihat hasil studi ini yang memang indah,  yang  sudah sepatutnya akan mcngantarkan langkah umat manusia ke  arah kebudayaan yang selama ini didambakan, maka dalam  mengadakan studi kedaulatan ini serta perkembangannya, lebih besar  lagi hasrat kita hendak mengambil teladan dan ajaran-ajaran Rasulullah  sebagai pangkal bertolak. Hal ini akan mempermudah kita  memperolch  pengetahuan baru mengenai kehidupan yang begitu  cemcrlang dan agung.
Terdorong oleh pemikiran semacam itu, yakin bahwa pengenalan kita pada masa lampau dengan sendirinya akan memberikan gambaran masa depan, dan sekaligus membimbing upaya kita ke arah tujuan  yang sesuai dengan kodrat kita sebagai manusia. Masa lampau, masa  sekarang dan masa depan merupakan satu kesatuan yang tak  tcrpisahkan. Mengenai masa lampau adalah suatu langkah untuk  mencntukan diagnosis yang tepat masa sekarang serta mengatur masa yang akan datang.
Kenapa dimulai dari biografi Abu Bakr
Biografi Umar bin Khattab misalnya, yang banyak dibicarakan  orang, karena mereka melihat bahwa sejarah Umar itu adalah titik  gemilang dalam wajah sejarah Islam. Abu Bakr,  sahabat dekat Muhammad, orang yang paling banyak berhubungan dengan dia, di samping memang orang yang paling setia dan paling banyak mengikuti ajaranajarannya. Di samping itu ia memang orang  yang sangat ramah dan lembut hati, dan karena dia jugalah puluhan  dan ratusan ribu Muslimin tersebar ke segenap penjuru, Juga, dengan  segala kelembutannya itu dia adalah Khalifah pertama. Dialah yang telah memperkuat Islam  kembali tatkala orang-orang Arab yang murtad mencoba mau  menggoyahkan sendi-sendi Islam, di samping itu juga dialah yang telah  merintis penyebaran Islam ke luar dan merintis pula kedaulatannya.

Kebesarannya
Dengan segala kebesaran jiwanya Laki-laki yang begitu rendah hati itu, begitu mudah terharu,  begitu halus perasaannya, bergaul dengan orang-orang papa, dengan  mereka yang lemah dalam dirinya terpendam suatu kekuatan yang  dahsyat sekali. Dengan kemampuan yang luar biasa dalam membina  tokoh-tokoh serta dalam menampilkan posisi dan bakat mereka, ia tak  kenal ragu, pantang mundur. Ia mendorong mereka terjun ke dalam  lapangan yang bermanfaat untuk kepentingan umum, menyalurkan  segala kekuatan dengan kemampuan yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka.

Di manakah terpendamnya sifat genius dalam diri Abu Bakr itu  selama masa Rasulullah dulu?
Sejarah Abu Bakr sebelum menjadi  Khalifah peranannya di samping  Rasulullah, maka tampak ia dengan keagungannya itu dalam warna  baru sebagai lingkaran cahaya kebesaran yang seimbang ketika ia  berada di samping kebesaran dan keagungan Rasulullah. Tetapi semua itu baru tampak jelas di depan mata  tatkalakita bandingkan dengan  sahabat-sahabat Rasulullah yang lain serta pengikut-pengikutnya dari  kalangan Muslimin. Betapa pula peranan mereka itu di sisi  kebesaran  dan keagungannya dengan peranannya pada masa  risalah,  dan ketika orang-orang Kuraisy begitu hebat memusuhi dan  mengganggu Rasulullah, ketika terjadi peristiwa Isra, kemudian waktu hijrah, lalu dalam mcnghadapi intrikintrik orang-orang Yahudi di  Yasrib (Medinah)?!
Peristiwa-peristiwa itu saja rasanya cukup sudah untuk dijadikan dasar penulisan sejarah hidupnya, untuk dicatatkan namanya dalam  sebuah catatan yang abadi. Sungguhpun begitu, kebesaran Abu Bakr adalah kebesaran yang tanpa suara, kebesaran yang tak mau berbicara tentang dirinya, sebab, itu  adalah  kebesaran jiwa,  kebesaran  iman  yang  sungguh-sungguh kepada Allah dan kepada wahyu yang disampaikan kepada. Rasulullah Sallallahu  'alaihi wasallam.

Pandangan yang jauh dan tepat
Kemudian apa lagi! Kemudian jalanrya peristiwa demi peristiwa pada masa Abu Bakr itu sudah menjadi saksi pula buat dia akan  pendapatnya yang tepat serta pandangannya yang jauh. Ketika terpikir  akan memasuki Persia dan Rumawi, setelah merasa lega melihat  keadaan kaum Muslimin sudah lepas dari Perang Riddah di kawasan  Arab, ia melihat prinsip persamaan dalam ajaran Islam itu sebagai  kekuatan baru yang tak akan dapat dilawan baik oleh Persia maupun  oleh Rumawi. Prinsip ini tentu akan menarik hati semua orang dalam  kedua imperium itu, yang selama ini berjalan atas dasar kekuasaan pribadi atau menurut sistem raja-raja kecil dan atas  perbedaan-perbedaan kelas. Betapapun besarnya  persediaan  dan  perlengkapan  manusia  dan  kekuatan  pada kedua imperium itu,  namun  konsep persamaan dan keadilan akan lebih kuat dari segala  kekuatan.
Kedaulatan yang berlaku, yang didasarkan atas konsep ini,  dengan asas keadilan, akan lebih menarik hati rakyat. Meskipun antara  dia dengan sementara sahabat-sahabat terkemuka ada perbedaan  pendapat, tetapi tidak sampai menghalangi maksudnya hendak menyerbu  Irak dan Syam.1 (1 Meliputi Suria, Libanon, Palestina dan Yordania sekarang. )  Perintah untuk menyerbu itu dikeluarkan dengan keyakinan bahwa Allah akan memberikan bantuan dan pertolongan selalu. Oleh karena itu ia berpesan kepada setiap pimpinan pasukan agar tetap berpegang teguh pada prinsip persamaan dan  keadilan dan jangan menyimpang sedikit pun.
Dari celah-celah peristiwa yang telah diungkapkan oleh para ahli sejarah dahulu demikian ini tampak jelas sekali,  walaupun pemerintahan Abu Bakar itu waktunya sangat pendek.  Ditambah lagi dengan apa yang ditulis oleh kalangan Orientalis,  tampak lebih jelas lagi, seperti beberapa ulasan yang dapat kita baca  dalam buku-buku mereka serta usahanya hendak menafsirkan beberapa peristiwa itu. Perangai inilah, yang dalam waktu begitu pendek itu ia memikul tanggung jawab Muslimin, patut mendapat catatan tersendiri, dengan jati dirinya serta pembentukan pribadinya yang dapat dilukiskan  secara lebih khas dan lengkap.

Ciri khas masa Abu Bakr
Pemerintahan Abu Bakr punya jati diri dan bentuknya  sendiri yang sempurna, yaitu dalam hubungannya dengan masa  Rasulullah sebelum itu dan dengan masa Umar sesudahnya, yang  ditandai dengan suatu ciri khas. Masa Rasulullah adalah masa wahyu  dari Allah. Allah telah menyempurnakan agama itu untuk umat  manusia, telah melengkapinya dengan karunia-Nya dan dengan Islam  sebagai agama yang dipilihkan-Nya untuk mereka.
Sedang masa Umar ialah masa pembentukan hukum yang dasar-dasarnya sudah ditertibkan dengan kedaulatan yang sudah mulai berjalan lancar. Sebaliknya masa Abu Bakr adalah masa peralihan yang sungguh sulit dan rumit, yang bertalian dengan kedua masa itu,namun berbeda dengan kedua masa itu. Bahkan berbeda dari setiap  masa  yang pernah dikenal orang dalam sejarah hukum dan ketertibannya  serta dalam sejarah agama-agama dan penyebarannya.

Mengatasi kesulitan
Dalam masa transisi yang sangat kritis ini Abu Bakr dihadapkan pada kesulitan-kesulitan yang begitu besar sehingga pada saat-saat  permulaan itu timbul kehawatiran yang dirasakan oleh seluruh umat Muslimin.
Setelah semua itu dapat diatasi berkat kekuatan imannya, dan  untuk waktu berikutnya Allah telah memberikan sukses dan  kemenangan, datang Umar memegang tampuk pimpinan umat Islam. Ia memimpin mereka dengan berpegang pada keadilan yang sangat ketat  serta memperkuat pemerintahannya sehingga negara-negara lain tunduk  setia kepada kekuasaannya.

Memang, telah timbul kekhawatiran di kalangan umat melihat  kesulitan yang dihadapi Abu Bakr itu. Sebabnya ialah wilayah Arab  yang pada masa Rasulullah sudah tuntas kesatuannya, tiba-tiba jadi  goncang begitu RasuluUah wafat. Bahkan gejala-gejala kegoncangan  itu  memang sudah mulai mengancam sebelum RasuluUah berpulang.
 Musailimah bin Habib di Yamamah mendakwakan diri nabi dan mengirim delegasi kepada Nabi di Medinah dengan menyatakan  bahwa Musailimah juga nabi seperti Muhammad dan bahwa "Bumi ini  separuh buat kami dan separuh buat Kuraisy,tetapi Kuraisy adalah  golongan yang tidak suka berlaku adil..
Aswad Ansi di Yaman  mendakwakan diri nabi dan tukang sihir, mengajak orang dengan  sembunyi-sembunyi. Setelah merasa dirinya kuat ia pergi ke daerah  selatan lalu mengusir wakil-wakil Muhammad, lalu terus ke Najran. Ia  hendak menyebarkan pengaruhnya di kawasan ini. Muhammad  mengutus orang kepada wakilnya di Yaman dengan perintah supaya  mengepung Aswad atau membunuhnya. Soalnya karena orang Arab  yang sudah beriman dengan ajaran tauhid dan sudah meninggalkan  penyembahan berhala, tak pernah membayangkan bahwa kesatuan  agama  mereka telah disusul oleh kesatuan politik. Malah banyak di  antara mereka yang masih rindu ingin kembali kepada kepercayaan  lamanya. Itu sebabnya, begitu mereka mendengar RasuluUah wafat mereka menjadi murtad, dan banyak di antara kabilah itu yang menyatakan tidak lagi tunduk pada kekuasaan Medinah. Mereka menganggap  membayar zakat itu sama dengan keharusan pajak. Oleh karena itu  mereka menolak.

Pemberontakan dan Perang Riddah
Seperti jilatan api, cepat sekali pemberontakan itu menjalar ke seluruh jazirah Arab begitu RasuluUah wafat. Berita pemberontakan ini sampai juga kepada penduduk Medinah, kepada mereka yang berada  di sekeliling Abu Bakr setelah mereka membaiatnya. Mereka sangat  terkejut. Berselisih pendapat mereka apa yang harus diperbuat. Satu  golongan berpendapat, termasuk Umar bin Khattab, untuk tidak menindak mereka yang menolak membayar zakat selama mereka tetap  mengakui, bahwa tak ada tuhan selain Allah dan Muhammad  Rasuluallah.
Dengan begitu barangkali mereka menghendaki agar tidak  banyak musuh yang akan dapat mengalahkan mereka. Allah tidak  memberikan janji kemenangan kepada mereka seperti yang diberikan  kepada RasuluUah. Juga vvahyu sudah tidak diturunkan kepada siapa  pun lagi setelah Nabi dan Rasul penutup itu berpulang ke rahmatullah. 
Tetapi Abu Bakr tetap bersikeras, mereka yang menolak merabayar zakat dan murtad dari  agamanya harus diperangi. Dan itulah Perang Riddah1 (1  Riddah sebuah istilah dalam sejarah Islam, dari akar kata radda, irtadda, "berbalik ke bclakang", dalam istilah fikih "meninggalkan keyakinan, agama dsb.berdasarkan Q.S (3:86-91) dan (16:106)
Orang yang melakukannya disebut murtadd seperti yang  dikenal dalam bahasa Indonesia. Perang riddah berarti perang melawan kaum murtad yang telah  menelan waktu setahun lebih.

Perang Riddah itu tidak hanya melibatkan ratusan orang dari pasukan Khalifah dan ratusan lagi dari pihak lawan, bahkan di antaranya  sampai puluhan ribu dari masing-masing pihak yang terlibat langsung  dalam pertempuran yang cukup scngit itu. Ratusan, bahkan ribuan di  antara kedua belah pihak terbunuh. Pengaruhnya dalam sejarah Islam  cukup menentukan. Andaikata Abu Bakr ketika itu tunduk pada pihak  yang tidak menyetujui perang, sebagai akibatnya niscaya kekacauan  akan lebih meluas ke seluruh kawasan Arab, dan kedaulatan Islam  tentu tidak akan ada. Juga jika pasukan Abu Bakr bukan pihak yang  menang dalam perang itu, niscaya akibatnya akan lebih parah lagi.  Jalannya sejarah dunia pun akan sangat berlainan.

Oleh karena itu, tidaklah berlebihan ketika orang mengatakan, bahwa dengan posisinya dalam menghadapi pihak Arab yang murtad disertai kemenangannya dalam menghadapi mereka itu, Abu Bakr telah mengubah arah sejarah dunia. Tangan Tuhan jugalah yang telah  melahirkan kebudayaan umat manusia itu dalam bentuknya yang baru.

Pengaruh kemenangan Perang Riddah
Kalau tidak karena kemenangan Abu Bakr dalam Perang Riddah, penyerbuan ke Irak dan ke Syam tentu tidak akan dimulai, dan pasukan Muslimin pun tak akan berangkat dengan kemenangan  memasuki kedua imperium besar itu, Rumawi dan Persia, untuk kemudian digantikan oleh kedaulatan Islam di atas puing itu juga!  Kebudayaan Islam telah menggantikan kedua pola kebudayaan itu.  Lagi, kalau tidak karena Perang Riddah, dengan gugurnya  sahabat-sahabat sebagai syahid yang memastikan kemenangan itu,  niscaya tidak akan cepat-cepat Umar menyarankan kepada Abu Bakr  agar Qur'an segera dikumpulkan.
Karena pengumpulan inilah pula  yang  menyebabkan adanya penyatuan bacaan  pada masa Usman. Dengan demikian, Qur'an adalah dasar yang kukuh  dalam menegakkan kebenaran, merupakan tonggak yang tak  tergoyahkan bagi kebudayaan Islam. Selanjutnya, kalau tidak karena  kemenangan yang diberikan Allah kepada kaum Muslimin dalam Perang Riddah itu, jangan-jangan Abu Bakr belum dapat menyusun suatu sistem pemerintahan di Medinah, yang di atas sendi itu pula kemudian Umar menggunakan asas musyawarah. Polanya keadilan dan kasih sayang, intinya kebajikan dan ketakwaan.
Inilah peristiwa-peristiwa agung yang telah dapat diselesaikan  dalam vvaktu singkat, sesingkat itu pula yang menyebabkan sebagian  orang  sampai merentang jarak begitu panjang hingga pada masa  Umar,  dengan anggapan bahwa jika hanya dalam beberapa bulan  saja tidak akan cukup waktu orang melakukan pekerjaan-pekerjaan  besar yang sampai mengubah jalannya sejarah dunia itu.
Kalau saja mereka ingat, bahwa beberapa revolusi yang telah  membawa umat manusia dari suatu keadaan kepada keadaan yang  lain  selesai dalam waktu seperti itu, dan bahwa hukum alam sedikit  demi scdikit tunduk pada prinsip-prinsip revolusi untuk meningkatkan  umat manusia mencapai kesempurnaannya, tidaklah akan cepat-cepat  mereka beralih dari masa revolusi rohani seperti yang dicetuskan olch  Rasulullah ke seluruh dunia itu,kedaulatan Islam yang sudah  tersebar ke segenap penjuru dunia dan sudah juga menganut revolusi  itu. 
Mereka tidak akan lama-lama berhenti hanya sampai di situ, ketika  orang-orang Arab itu mencoba hendak mengadakan perlawanan  sebagai  reaksi atas ajaran yang dibawa oleh Muhammad. Hal ini  sudah  menjadi bawaan manusia di mana dan kapan pun tatkala  mereka  hendak melawan setiap prinsip baru. Mereka mencoba  memadamkannya, tetapi Allah akan tetap menyempurnakan cahayanya walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya.

Hubungan  kebesarannya  sebagai Khalifah  dengan   kebesarannya sebagai Sahabat
Bagaimana Abu Bakr dapat menghadapi scgala kesulitan itu pada permulaan ia memegang pimpinan dan dia tetap bertahan, Sesudah itu pula mulai ia merintis jalan  menyebarkan agama dan membuat sebuah kedaulatan .
Sementara  kesulitan-kesulitan itu masih ada,Sifat pribadinya yang besar  sangat berpengaruh sekali , sifat-sifat itu saja tidak akan sampai ke  tingkat yang sudah dicapainya itu kalau tidak karena persahabatannya dengan Rasulullah selama dua puluh tahun penuh.
Para ahli sejarah sepakat bahwa kebesaran Abu Bakr selama masa  menjadi Khalifah itu erat sekali hubungannya dengan  persahabatannya dengan Rasulullah. Selama dalam persahabatan itu ia  telahmenghirup jiwa agama yang dibawa oleh Muhammad, ia  sepenuhnya mengerti maksud dan tujuannya, mengerti secara naluri, tidak dikacaukan oleh adanya kesalahan atau keraguan.
Apa yang telah dihirupkan dan dipahaminya dengan  nalurinya itu ialah bahwa iman adalah suatu kekuatan yang tak akan  dapat dikalahkan oleh siapa pun selama seorang mukmin dapat  menjauhkan diri dari maksud-maksud tertentu selain untuk mencari  kebenaran demi kebenaran semata.
Banyak memang orang yang  dapat memahami kebenaran rohani demikian ini pada setiap zaman,  tetapi mereka menangkapnya dengan akal, sedang Abu Bakr  menangkap semua itu dengan kalbunya, dengan matanya ia melihat  bulat-bulat hidup dalam diri Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam dan dalam perbuatannya
Teladan yang telah mengilhaminya
Iman yang sungguh-sungguh demi kebenaran itulah yang  membuatnya menentang sahabat-sahabatnya dalam soal menghadapi  golongan murtad waktu itu, dan bersikeras hendak memerangi mereka  meskipun harus pergi seorang diri.
Betapa ia tak akan melakukan itu  padahal ia sudah menyaksikan sendiri Nabi berdiri seorang diri  mengajak orang-orang di Mekah ke jalan Allah, tapi mereka ramai-ramai menentangnya,di bujuk dengan harta, dengan  kerajaan dan kedudukan tinggi,kemudian ia pun diperangi dengan  maksud hendak membendungnya dari kebenaran yang dibawanya itu,Tidak, malah ia menjawab: "Demi Allah, kalaupun mereka meletakkan  matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, dengan  maksud supaya aku meninggalkan tugas ini, sungguh tidak akan kutinggalkan, biar nanti Allah akan membuktikan kemenangan itu di  tanganku, atau aku binasa karenanya, tidak akan kutinggalkan!"
Kenapa ia tidak juga berbuat demikian padahal ia sudah  menyaksikan Nabi akibat Perang Uhud, dan setelah kemenangan  pihak Kuraisy atas pasukan Muslimin?Nabi kembali bersama-sama  kaum Muslimin yang masih ada, yang pernah mengalami Perang Uhud,  dan sambil menunggu kedatangan Kuraisy ia bermarkas di Hamra'ul  Asad dan tinggal di sana tiga hari, memasang api unggun sepanjang  malam, sehingga semangat Kuraisy menjadi goyah dan mereka kembali ke Mekah. Dengan demikian kaum Muslimin telah dapat mengembalikan kedudukannya sesudah mengalami kegoncangan di Uhud.
Kenapa ia tidak berbuat serupa itu juga padahal ia pernah menyaksikan sendiri pagi itu Nabi di Hunain, dengan jumlah sahabat  yang sedikit ia memanggil-manggil anggota-anggota pasukan Muslimin  yang berlarian: "Hai orang-orang! Kamu mau ke mana!? Mau ke mana?!"Dan orang yang beribu-ribu itu sedang diliputi ketakutan.
Setelah mereka mengetahui posisi Nabi dan mendengar pula panggilan Abbas: "Saudara-saudara dari Ansar, yang telah memberikan tempat dan pertolongan! Saudara-saudara dari Muhajirin yang telah membaiat di bawah pohon, Muhammad masih hidup, mari ke mari!" Dari segenap penjuru terdengar jawaban yang menyerukan: "Ya, kami siap, kami siap!"  Kini  mereka semua kembali, dan bertempur lagi secara heroik sekali.
Alangkah indahnya teladan itu, teladan yang telah mengilhami  orang, bahwa iman adalah suatu kekuatan yang tak akan dapat dikalahkan oleh siapa pun selama seorang mukmin itu dapat menjauhkan diri dari maksudmaksud tertentu selain untuk mencari kebenaran  demi kebenaran scmata!.
Siapakah orang yang memiliki iman seperti  pada Abu Bakr itu, yang mengambil teladan dari Rasulullah, sehingga  ia menjadi salah satu unsur kehidupan yang sangat menentukan!?  Inilah  kekuatan rohani, yang dalam hidup ini tak ada yang dapat  menguasainya, tiada kenal lemah atau ragu, dan tak ada yang akan  dapat mengalahkannya.

Kekuatan rohani pada iman
Kekuatan rohani yang diperoleh Abu Bakr pada diri Rasulullah  itu dan yang telah membuat kaum Muslimin dapat mengalahkan orang-orang Arab murtad, telah memberikan semangat kepada segenap  kaum Muslimin yang mengangkat mereka kepada keimanan, bahwa  mereka tak akan mendapat kemenangan tanpa pertolongan Allah.   Mereka mendambakan mati syahid, gugur demi kebenaran.Bagi  mereka mati syahid itu suatu kemenangan yang tak ada taranya.
Kaum Muslimin pada masa  Rasulullah yakin sekali, bahwa mereka akan mendapat kemenangan,  sebab Allah sudah menjanjikan kepada Rasul-Nya akan memberi bala  bantuan dengan para malaikat,Allah telah mewahyukan kepadanya untuk membuktikan janji-Nya.
Tetapi pada masa Abu Bakr, dengan berpulangnya Rasulullah ke sisi Allah, wahyu sudah tak ada lagi. Hanya tinggal iman saja lagi, hanya tinggal berteladan saja lagi kepada Rasulullah dan kepada  penggantinya dalam meningkatkan iman ke taraf yang lebih tinggi  selama hidup di dunia ini. Mati syahid demi membela iman telah menjadi sumber dan rahasia kekuatan, rahasia kemenangan.Itulah  rahasia keluhuran budi kita dalam arti kemanusiaan dengan segala  martabatnya untuk mencapai kesempurnaan hidup insani yang terdapat  dalam diri kita.
Kenyataan rohani inilah yang telah memberi kekuatan batin  kepada Abu Bakr dengan berteladan kepada Rasulullah. Ini  diterjemahkan kepada kita dalam perbuatan Muslimin pada masa  kepemimpinannya sebagai Khalifah serta bimbingannya yang begitu jelas sehingga dapat  kitaraba seolah semua itu benda nyata yang dapat ditangkap dengan indera. Kenyataan rohani ini dapat kita rasakan dalam Perang Riddah dan  kemudian pada waktu memasuki Irak dan Syam.
Kalau bukan  karena  keimanan ini, dengan jumlah kaum Muslimin yang masih  kecil pada masa Khalifah yang pertama itu, niscaya mereka tak akan  mampu menyelesaikan segala pekerjaan dan tugas raksasa itu  dengan  begitu baik, yang selanjutnya telah membukakan jalan ke  sebuah kedaulatan Islam yang besar.

Suatu kenyataan sosial setelah kenyataan rohani
Abu Bakr memperoleh kekuatan batinnya itu dengan berteladan kepada Rasulullah. Di samping kenyataan rohani ini, kenyataan sosial juga besar pengaruhnya dalam kehidupan setiap umat atau bangsa,  dan setiap umat merasa bangga terhadap dirinya, dengan percaya  kepada kekuatan sendiri. Mereka merasa, bahwa mereka mempunyai  kewajiban menyimpan suatu risalah, suatu pesan kepada dunia, dan  dunia pun wajib menyambut risalahnya itu. Seperti halnya dengan  umat  ini, tak ada  suatu  kekuasaan  dan  kekuatan betapapun besarnya  yang boleh merintangi jalannya.
Kedua kenyataan ini, rohani dan sosial, saling mengisi.Pada  setiap zaman dan umat ada suatu dasar untuk mengambil hati  bangsa-bangsa lain yang dengan penuh semangat menyambut kedua  kenyataan itu dan demi berhasilnya risalah yang mengajak  bangsa-bangsa itu.
Lebih-lebih yang demikian ini apabila dasar risalahnya bertujuan memberantas kezaliman, memelihara keadilan yang didasarkan pada persamaan antara sesama manusia.Sebuah  kedaulatan berdiri atas dasar itu imperium mengalami kehancuran karena ia sudah menyimpang dari jalur yang sebenarnya. Oleh karena  itu  penyimpangan demikian ini oleh pihak lawan dijadikan senjata  untuk mengadakan perlawanan.

Ia sadar dan yakin, Islam agama persamaan
Persamaan adalah pola Islam dan oleh karenanya iamerupakan  inti kedaulatannya.Dengan nalurinya Abu Bakr memahami benar bahwa pada  intinya yang paling dalam Islam adalah agama persamaan antar  sesama  umat manusia. Dakwah atau seruan itu tidak hanya ditujukan  kepada golongan tertentu saja, tetapi kepada umat manusia  seluruhnya.
Pada masa hidupnya Rasulullah telah mengangkat  bekas-bekas budak kesuatu kedudukan yang tinggi. Begitu juga  orang-orang yang bukan Arab untuk memerintah di kalangan Arab.  Salman orang Persia adalah sahabat dekatnya, Zaid bin Harisah, bekas  budak yang pernah dibeli oleh Khadijah lalu diberikan kepada Nabi  yang kemudian oleh Nabi dimerdekakan dan dijadikan anak angkat.Ia jugalah yang di angkat menjadi panglima dalam Perang Mu'tah,  dan  sebelum itu pun banyak pekerjaan lain yang berada di bawah  pimpinannya. Sesudah itu, sebelum Rasulullah menderita sakit yang  terakhir, Usamah anak Zaid itu diserahi pimpinan pasukan, yang  anggota-anggotanya terdiri dari pemuka-pemuka Muhajirin dan Ansar,  di antaranya Abu Bakr dan Umar.
Rasulullah  Sallallahu'alaihi wasallam telah mengangkat Bazan orang Persia itu memegang pimpinan di Yaman.Rasulullah tidak membeda-bedakan kedudukan orang karena kearabannya atau karena posisinya dalam kabilah. Yang membedakan orang hanyalah amal perbuatannya.Sahabat-sahabat Rasulullah yang diajaknya bermusyawarah dan pendapatnya dihargai di kalangan Muslimin adalah pemuda-pemuda, yang karena keimanannya yang sungguh serta pengorbanannya di jalan Allah, mereka berada di barisan pertama.  Sikap Rasulullah ini sesuai dengan perintah Allah di dalam Qur'an,  bahwa tak ada perbedaan pada manusia itu selain takwanya, dan  balasan yang akan diperoleh sesuai dengan amal perbuatannya.  Perbedaan derajat yang satu dengan yang lain, hanya oleh perbuatan  dan ketakwaan itu juga.
Sudah tentu, cara yang dilakukan oleh Rasulullah itu banyak  sekali mengurangi kecongkakan orang-orang Arab karena fanatisma  rasialnya, kalaupun mereka hendak membangga-banggakannya juga,  apalagi karena Allah telah memilih Nabi-Nya dari kalangan mereka  sendiri, yang akan mereka jadikan alasan akan tingginya kedudukan  mereka. Juga Abu Bakr, sudah tentu yang dijadikan pegangannya  ialah  persamaan dalam Islam antara sesama manusia dan bangsa itu.  Inilah yang telah menjadi kekuatannya, sehingga pasukan Persia dan  pasukan Rumawi bertekuk lutut.

Pada dasarnya Islam kedaulatan sejagat
Abu Bakr dengan nalurinya sudah menyadari benar bahwa dasar Islam adalah kedaulatan sejagat.Seruannya tidak terbatas hanya pada golongan Arab, tetapi ajakan kepada kebenaran itu ditujukan kepada seluruh umat manusia. Karena memang sudah demikian keadaannya, Nabi telah mengirimkan para utusannya kepada raja-raja dan  pcnguasa, mengajak mereka sama-sama menerima agama Allah. Sudah  menjadi kewajiban setiap orang yang beriman kepada agama ini  untuk berdakwah, menyampaikan ajaran-Nya sebagai petunjuk dan  rahmat.  Dalam diri Rasulullah sudah ada teladan yang baik bagi  setiap  Muslim. Rasulullah telah menyerukan dakwahnya kepada  segenap umat manusia yang terdiri dari berbagai warna kulit. Para  penggantinya hendaknya juga menyebarkan seruan itu ke segenap belahan bumi ini.

Biarlah mereka berjuang demi kebebasan berdakwah.Jangan memaksa siapa pun dan jangan juga mau dirintangi dalam menyampaikan kebenaran yang sudah mereka peroleh itu. Hendaklah seluruh jagat  ini menjadi arena dakwah kepada kebenaran, apa pun risiko yang  akan menimpa diri mereka demi perjuangan di jalan Allah itu. Bila  sampai mereka mati syahid, Allah jugalah yang akan memberi balasan.
Prinsip-prinsip inilah yang menjadi dasar dakwah Rasulullah,  yang telah dipahami benar oleh Abu Bakr dengan nalurinya, berkat  persahabatannya selama itu serta pelajaran-pelajaran yang diterimanya  dari Rasulullah. Itulah yang menyebabkan Abu Bakr begitu menerima tugas, segala kesulitan itu buat dia tidak berarti lagi dan ia tetap  berusaha mengatasinya, dan itu juga yang membuat kedaulatan Islam  cepat berkembang ke segenap penjuru dunia dan kemudian banyak  bangsa yang bernaung di bawah panji Islam.

Apa penyebab jatuhnya kedaulatan Islam?
Adakah yang menyebabkan ketuaan dan kemudian tidur nyenyak yang panjang itu karena prinsip dasar tadi yang terbukti rapuh,  ataukah karena bangsa-bangsa yang sudah lepas dari kedaulatan Islam  karena sudah menolak prinsip-prinsip itu, lalu menganut yang  sebaliknya lalu menjadi lumpuh dan akhirnya lenyap karena perbuatannya sendiri? Begitulah sejarah semua kedaulatan Islam itu,  sejak berdirinya, kebesarannya dan kemudian keruntuhannya. Itulah sejarah yang patut dicatat  dengan metoda serta studi yang benar-benar ilmiah dan dapat di  percaya, lepas dari segala sikap fanatisma. Peristiwa demi peristiwa  itu  dianalisis dan dicari sebab-sebabnya yang dapat diterima akal serta  sesuai dengan kecenderungan rohani yang ingin mencapai  kesempurnaan. Namun begitu suatu hal yang sudah menjadi kodrat  manusia ialah kita masih terkungkung oleh nafsu kita pada  kehidupan  dunia. Dengan demikian kita makin jauh dari tujuan hendak mencapai kesempurnaan itu.

Rasanya tak perlu lagi menyebutkan bahwa kelumpuhan dan tidur nyenyak ini disebabkan oleh bangsa-bangsa yang lepas dari kedaulatan Islam itu sudah meninggalkan prinsip-prinsip dasar yang sebenarnya sudah menjadi pegangan kedaulatan Islam, prinsip-prinsip Islam yang dasarnya masih murni. Seorang peneliti sejarah kedaulatan Islam yang adil dan obyektif akan dapat meraba dan melihatnya dengan jelas rentetan perkembangannya sejak mula timbulnya perselisihan di kalangan umat Islam penduduk jazirah itu, sampai terjadinya perpecahan antara yang Arab dengan yang bukan-Arab, yang kemudian menjelma menjadi jurang yang menganga lebar-lebar menjurus pada kehancuran.(sbh)

.

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama Muslim

Wong Fei Hung adalah Pendekar Islam. Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?




Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, ahli Pengobatan, dan ahli beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei Hung adalah Pendekar IslamWong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi.



Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch’in yang korup dan penindas. Dinasti Ch’in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris.

Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch’in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch’in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch’in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch’in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus.

Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek.

Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri. Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad’afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.

Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amin.